Sementara, menjawab persoalan ini, Ganjar Pranowo kembali menyinggung salah satu program unggulannya, “satu keluarga miskin, satu sarjana”. Program ini kerap digembar-gemborkan Ganjar.
Selain meningkatkan jumlah sarjana, program ini diyakini dapat memutus mata rantai kemiskinan di Indonesia.
“Makanya kemudian kenapa kok saya mendorong satu keluarga miskin satu sarjana. Ini skala prioritas yang kita ambil,” kata Ganjar di Batang, Jawa Tengah, Selasa (16/1/2024), dikutip dari Kompas TV.
Baca juga: Jokowi Kaget Jumlah Lulusan Pascasarjana Rendah, Anies: Harusnya Diperhatikan sejak Dulu
Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu setuju bahwa jumlah penduduk yang berpendidikan S1, S2, hingga S3 harus ditingkatkan. Bersamaan dengan itu, riset terhadap ilmu-ilmu yang sifatnya khusus harus terus diperluas.
Jika terpilih sebagai Kepala Negara selanjutnya, Ganjar mengaku bakal menekan angka putus sekolah, sekaligus meningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) di Tanah Air.
“Terbayangkan, kalau nanti konsolidasi anggaran APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) untuk pendidikan bisa kita evaluasi hasilnya, maka harapan saya ini betul-betul bisa dikonsentrasikan untuk program,” ucap Ganjar.
Ganjar mengatakan, ia pernah berdiskusi ihwal persoalan ini dengan sejumlah pihak, seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ia sependapat bahwa perlu dilakukan reformasi besar-besaran terhadap sektor pendidikan di Indonesia.
“Rasanya menjadi penting untuk melakukan reform besar-besaran di dunia pendidikan kita. Kita akan coba kejar ketertinggalan itu,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.