Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanja Alutsista Harus Tepat Sasaran di Tengah Anggaran yang Terbatas

Kompas.com - 10/10/2023, 07:29 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

Matra darat juga menerima 40 unit kendaraan taktis (rantis) Maung buatan PT Pindad.

Sementara itu, TNI AL juga sedang melakukan modernisasi 41 kapal perang. KSAL Laksamana Muhammad Ali tidak menargetkan waktu terkait modernisasi tersebut.

Selain itu, matra laut juga kehadiran dua kapal pemburu ranjau dari Jerman. Serta, ketambahan dua kapal patroli cepat 60 M produksi dalam negeri.

TNI AL juga sedang dalam penjajakan beberapa kapal selam baru.

Baca juga: Jokowi: Modernisasi Alutsista Sangat Diperlukan, tapi Anggaran Terbatas

Di sisi lain, TNI AU sedang sibuk dengan modernisasi pesawat tempur. Terbaru, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menyelesaikan kontrak pembelian dengan total 24 unit pesawat tempur Rafale. Tetapi, pesawat pertama baru akan tiba pada 2026.

Diketahui, Indonesia berkeinginan mengakuisisi 42 unit jet tempur pabrikan Dassault Aviation dari Perancis itu.

Beberapa kali, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan, dalam upaya pemenuhan MEF, Indonesia harus menambah pesawat tempur.

MEF merupakan kekuatan pokok minimum TNI dalam upaya memodernisasi alutsista.

"Ya (menambah pesawat tempur) itu suatu keharusan, ya kita akan menambah pesawat tempur Rafale dari Perancis, kemudian kita sementara lagi negosiasi untuk menambah pesawat-pesawat lain," kata Prabowo.

Selain itu, TNI AU juga telah kedatangan tiga pesawat Super Hercules C-130J (total dari lima pesanan) dari Lockheed Martin, Amerika. Pesawat ini secara bertahap menggantikan pesawat Hercules tipe B yang berhenti beroperasi.

Baca juga: Kadispenad: Alutsista TNI AD Banyak yang Tua dan Kami Terus Ajukan Modernisasi

Mana yang prioritas?

Pengamat militer dan industri pertahanan Alman Helvas Ali mengatakan, pembelian alutsista juga harus disesuaikan dengan kondisi geopolitik kawasan.

Dalam hal ini, Indonesia berada di kawasan Indo-Pasifik yang bakal terdampak dalam sengketa Laut China Selatan (LCS) dan Selat Taiwan.

Sengketa ini disebut dapat memicu perang pada masa depan apabila China tidak mempertahankan status quo.

"Kalau perang demikian terjadi, siapa yang bisa menjamin bahwa Indonesia tidak akan terkena dampaknya? Apakah kerja sama erat di bidang ekonomi antara Indonesia dan China menjadi jaminan bahwa China tidak akan mengganggu kepentingan nasional Indonesia pada masa depan?" ujar Alman kepada Kompas.com, Senin (9/10/2023).

Baca juga: Diplomasi Prabowo ke AS: Penjajakan Alutsista, Kunjungi Pentagon Bahas Geopolitik, dan Modernisasi Militer RI

Alman mengatakan, pembelian alutsista ibarat "sedia payung sebelum hujan" untuk mengantisipasi perang pada masa depan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Dapat Sanksi Lagi dari DKPP, KPU Dianggap Tak Bisa Jadi Teladan

Dapat Sanksi Lagi dari DKPP, KPU Dianggap Tak Bisa Jadi Teladan

Nasional
[POPULER NASIONAL] Proyek Fiktif di Tol MBZ Demi Uang Pelicin BPK | Grace Natalie Jadi Stafsus Presiden

[POPULER NASIONAL] Proyek Fiktif di Tol MBZ Demi Uang Pelicin BPK | Grace Natalie Jadi Stafsus Presiden

Nasional
Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com