JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Hamim Tohari menyatakan bahwa alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AD sudah banyak yang tua.
Hamim mencontohkan, meriam-meriam dari Korps Artileri dan Kavaleri sejak tahun 1940-an masih digunakan.
Ia mengatakan, TNI AD terus mengajukan usulan modernisasi alutsista ke Kementerian Pertahanan RI.
“Kebijakan alutsista ada di Kementerian Pertahanan. Bukan berarti kami tidak ingin ada peremajaan, dalam renstra (rencana dan strategis) dan usulan sudah banyak dilakukan,” kata Hamim di Markas Besar TNI AD (Mabesad), Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2023).
Baca juga: HUT ke-78 TNI AL, KSAL Ingin Kemampuan Prajurit dan Alutsista Meningkat
Namun demikian, Hamim menyebutkan bahwa kebijakan modernisasi alutsista ada di tangan Kemenhan sebagai penyedia anggaran.
“Kami terus mengajukan usulan untuk modernisasi, tetapi kebijakan penganggaran ada di Kemenhan. Barang kali Kemenhan memandang ada prioritas yang berbeda, karena masing-masing matra juga mengajukan kebutuhan maksimal,” ujar Hamim.
“Mungkin saat ini masih (untuk) TNI AL dan TNI AU,” kata dia.
Belakangan ini, Kemenhan lebih sering melakukan modernisasi atau membeli alutsista untuk TNI AL dan TNI AU.
Untuk TNI AL, sebagai contoh, Kemenhan membeli dua kapal pemburu ranjau produksi Jerman. Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) itu kemudian diberi nama KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732.
Kemudian Kemenhan juga baru saja menandatangani kontrak pengadaan Submarine Rescue Vehicle System (SRVS) untuk TNI AL. SRVS merupakan kapal selam yang berfungsi untuk mengevakuasi awak kapal selam yang tenggelam.
Untuk TNI AU, Kemenhan membeli lima pesawat angkut Super Hercules C-130J dari Amerika Serikat.
TNI AU juga sedang memodernisasi jet tempur F-16 melalui program Falcon Star-Enhanced Mid Life Update (eMLU).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.