JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengakui bahwa anggaran yang dimiliki negara sangat terbatas untuk melakukan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) karena ada kesejahteraan masyarakat yang harus diperhatikan.
Hal ini ia sampaikan saat memberi amanat dalam upacara peringatan hari ulang tahun ke-78 TNI di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Kamis (5/10/2023).
"Untuk urusan alutsista memang modernisasi alutsista sangat diperlukan. Tapi keuangan negara, anggaran negara, APBN kita sangat terbatas dan untuk kebutuhan kesejahteraan rakyat sangatlah besar," kata Jokowi, Kamis.
Jokowi menyatakan belanja alutsista harus dilakukan dengan bijak, baik caranya maupun peruntukannya.
Baca juga: KSAD Akan Koordinasi dengan Menhan soal Modernisasi Alutsista TNI AD, Terutama Meriam
Menurut dia, modernisasi alutsista harus menjadi bagian penting dari pengembangan investasi industri pertahanan dalam negeri.
Oleh sebab itu, belanja alutsista harus mendorong transfer teknologi, peningkatan sumber daya manusia, serta mengutamakan produk dalam negeri.
"Saya minta agar anggaran yang dimiliki karena sulit dalam mengumpulkannya, sulit dalam mendapatkannya, dan merupakan uang dari rakyat, sehingga sebisa mungkin harus dibelanjakan dan harus diputar kembali untuk rakyat," kata Jokowi.
Untuk diketahui, pemerintah mempunyai daftar alutsista yang perlu dimiliki melalui program pemenuhan minimum essential force (MEF).
MEF merupakan standar kekuatan pokok dan minimum TNI yang mutlak disiapkan sebagai prasyarat utama terlaksananya efektivitas tugas pokok dan fungsi TNI dalam menghadapi ancaman aktual.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.