Namun demikian, gagasan Nasdem itu tampaknya tak disambut baik oleh Demokrat. Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengingatkan partai pimpinan Surya Paloh itu untuk mematuhi perjanjian pembentukan Koalisi Perubahan soal penentuan cawapres.
“Silakan kalau yang lain mau bahas-bahas cawapres. Tapi, kalau Demokrat sudah tuntas, sudah final, kita sudah tanda tangan piagam, sudah kita serahkan (penentuan bakal cawapres) pada Mas Anies. Sudah clear, kita dukung,” ujar Herzaky kepada Kompas.com, Jumat (23/6/2023).
Herzaky mengatakan, saat ini Anies sudah mengantongi satu nama bakal cawapres. Namun, nama itu masih dirahasiakan dari publik.
Menurutnya, keputusan Anies soal bakal cawapres tersebut mesti dihormati oleh semua pihak di internal Koalisi Perubahan.
“Kalau Mas Anies sudah memilih, janganlah diganggu-ganggu, jangan dijegal-jegal, jangan diotak-atik. Biarkan Mas Anies dong,” katanya.
Baca juga: Deklarasi Bacawapres Koalisi Perubahan Kemungkinan Setelah Anies Haji
Sebelum Yenny Wahid, nama Khofifah Indar Parawansa lebih dulu muncul dalam radar cawapres Anies. Sosok Gubernur Jawa Timur itu diusulkan oleh PKS.
Politikus PKS Mardani Ali Sera mengatakan, dari sejumlah nama, sosok Khofifah menguat sebagai cawapres usulan pendamping Anies di internal partainya.
"Bu Khofifah banyak dibincangkan di internal, karena pertama memang cool (keren) orangnya, kemudian basisnya Jawa Timur, bisa memperkuat elektabilitas Mas Anies agak bisa kita ambil buat pemilih perempuan, dan mudah-mudahan terbuka akses ke teman-teman Nahdalatul Ulama," kata Mardani dalam diskusi virtual, Sabtu (13/5/2023).
Selain Khofifah, Mardani mengungkap nama Wakil Majelis Syuro PKS Ahmad Heryawan atau Aher dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Menurutnya, kedua nama itu juga banyak dibincangkan di internal PKS sebagai kandidat cawapres Anies.
Mardani mengatakan, Aher berpengalaman sebagai Gubernur Jawa Barat pada periode 2004-2008 dan 2008-2018. Sementara, AHY dianggap sebagai politikus muda yang berprestasi.
"Perlu disebut mas AHY buat saya sangat top list. Karena beliau Ketua Umum Partai bawa 54 kursi, kemudian muda, berprestasi," tuturnya.
Terkait ini, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam mengatakan, selama bakal cawapres Anies belum diumumkan, semua nama, termasuk Yenny Wahid dan Khofifah Indar Parawansa, berpeluang mendampingi bakal capres Koalisi Perubahan itu.
Sosok Yenny dan Khofifah dinilai punya latar belakang yang mirip. Selain merepresentasikan kekuatan politik perempuan, keduanya sama-sama dekat dengan kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
“Yenny dan Khofifah bisa merepresentasikan elemen kekuatan Nahdlatul Ulama (NU) yang mewakili karakter Islam moderat dan nasionalisme-religius, yang bisa dimanfaatkan Anies untuk menepis tudingan kedekatan dengan Islam konservatif,” kata Umam kepada Kompas.com, Selasa (27/6/2023).
Namun demikian, menurut Umam, wacana menjodohkan Yenny maupun Khofifah sebagai cawapres Anies membawa sejumlah tantangan. Pertama, basis dukungan partai.