JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengakui bahwa ketergantungan impor atas obat-obatan paten membuat harga obat di Indonesia lebih mahal dibanding di Malaysia dan Singapura. Sebanyak 90 persen bahan baku obat tersebut didapat dari impor.
"Begitu masuk obat paten, begitu masuk obat impor, harganya lebih mahal dibanding dengan di Malaysia dan Singapura," kata Dante saat ditemui di acara Kadin Indonesia di wilayah Jakarta Selatan, Kamis (16/3/2023).
"Beberapa hal di antaranya adalah karena 90 persen bahan baku obat kita masih impor dari luar negeri," imbuh Dante.
Baca juga: Kemenkes Bantah BPJS Kesehatan di Bawah Menkes dalam RUU Kesehatan
Tidak hanya obat-obatan, Indonesia juga masih bergantung pada alat-alat kesehatan dari luar negeri. Minimnya kemandirian dalam negeri dalam bidang kesehatan ini tecermin ketika awal-awal pandemi Covid-19 merebak di Indonesia.
Oleh karena itu, kata Dante, hal ini perlu diperbaiki. Indonesia perlu mencari alternatif untuk menyelesaikan masalah.
"Harga obat kita beberapa waktu yang lalu disinyalir lebih mahal. Sebanyak 88 persen alkes masih dari luar negeri. Maka kita butuh alternatif. Masalahnya harus kita selesaikan," tutur dia.
Lebih lanjut Dante menyampaikan, Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan menjadi salah satu alternatif kementerian untuk memperbaiki sistem ketahanan kesehatan di dalam negeri.
Baca juga: Wamenkes Sebut Ratusan Kasus Campak di Papua Tengah KLB
Hal ini kata Dante, berkaitan langsung dengan ketahanan sektor kefarmasian dan alat kesehatan (alkes) yang saat ini masih banyak impor. Diketahui, transformasi sistem ketahanan kesehatan menjadi satu dari enam pilar yang diusung Kemenkes.
"Kita akan membuat sedemikian rupa sehingga transformasi kesehatan ini menjadi lebih mudah, dan ketahanan kesehatan lebih mudah, iklim usaha yang dikaitkan dengan usaha-usaha yang berkaitan dengan perizinan-perizinan akan menjadi lebih mudah sehingga kita mencapai resiliensi kesehatan ketahanan dan kemandirian yang lebih bagus," jelas Dante.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.