"Pada waktu itu saya sampaikan, 'Ada apa, Rif?' 'Mau jelaskan masalah CCTV'. Saya sampaikan, 'Ya sudah, nanti malam aja di kantor karena saya ada kegiatan dulu'," ujarnya lagi.
Pada Rabu malam, kata Sambo, Arif menghadap seorang diri di ruangannya di Mabes Polri. Saat itu, ia masih menjabat sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri.
"Waktu itu Arif sendiri di ruang kerja dalam saya," kata Ferdy Sambo.
Masih menurut penuturan Sambo, Arif menyampaikan bahwa ia telah menjalankan perintah untuk menonton rekaman CCTV di sekitar TKP penembakan.
Arif Rachman lantas melaporkan bahwa rekaman CCTV itu berbeda dengan narasi kematian yang disampaikan Ferdy Sambo.
Dalam rekaman CCTV tersebut, tampak Brigadir J masih hidup dan berdiri di taman rumah ketika Sambo tiba.
Sementara, menurut skenario kebohongan Sambo, ia baru tiba di rumah dinas sesaat setelah terjadi baku tembak antara Brigadir J dan Richard Eliezer.
"Dia (Arif) sampaikan, 'Mohon izin, Komandan, kami sudah lihat CCTV, ini tidak sesuai dengan press conference Kapolres Metro Jakarta Selatan'," ujar Sambo.
Baca juga: Arif Rachman Cerita Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Nangis-nangis Saat Diperiksa di Polres Jaksel
Ferdy Sambo mengaku terkejut atas laporan Arif Rachman. Tetapi, ia meminta anak buahnya itu untuk percaya pada keterangannya.
Tak hanya itu, mantan perwira tinggi Polri tersebut juga mengancam Arif agar tak membocorkan rekaman CCTV itu. Bahkan, ia memerintahkan Arif menghapus dan menghancurkan dokumen tersebut.
"Kalau ada apa-apa kamu yang tanggung jawab," kata Ferdy Sambo ke Arif saat itu.
Namun, sebagian keterangan Ferdy Sambo ini dibantah keras oleh Arif Rachman.
Mantan Wakil Kepala Detasemen (Wakaden) B Biro Pengamanan Internal Divisi Propam Polri itu mengelak dirinya menelpon Sambo untuk melapor soal CCTV.
Baca juga: Arif Rachman Bantah Keras Ferdy Sambo: Kalau Mental Saya Kuat, Saya Menghadap Kapolri!
Arif mengatakan, ia melaporkan perihal CCTV itu ke Hendra Kurniawan, bawahan langsung Sambo dan atasan Arif.
Dari situ, Hendra Kurniawan menghubungi Ferdy Sambo untuk menghadap.