Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Mencermati Relasi "New Normal" antara Ganjar Pranowo dan PDIP

Kompas.com - 29/12/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Elektabilitas Ganjar Pranowo saat ini mencapai angka 25,9 persen, terpaut cukup jauh dengan Prabowo yang memiliki elektabilitas 16,1 persen.

Survei Indikator Politik Indonesia digelar pada 30 Oktober-5 November 2022. Responden yang dilibatkan berjumlah 1.220 orang responden. Ambang batas kesalahan survei ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Dinamika dua fakta tersebut membuat PDIP semakin bimbang dalam memperlihatkan sikap politiknya terkait siapa yang akan diusung sebagai calon presiden untuk pemilihan 2024 nanti.

PDIP dihantui risiko kekalahan jika memaksakan Puan Maharani sebagai calon presiden, mengingat begitu rendahnya elektabilitas Puan Maharani dibanding kandidat-kandidat lain.

Namun juga di sisi lain PDIP sepertinya dihantui ketakutan atas penjegalan trah Sukarno di dalam partai jika Puan Maharani tidak dimajukan.

Ada asumsi yang berkembang bahwa Jokowi dan Ganjar Pranowo berpeluang mengambil alih kursi kepemimpinan di PDIP jika Ganjar Pranowo yang dimajukan sebagai calon presiden dan memenangkan pemilihan tahun 2024 nanti. Asumsi tersebut telah dibantah baik oleh Jokowi maupun oleh Ganjar Pranowo.

Meski demikian, ketakutan PDIP sangat beralasan. Trah Sukarno adalah pemersatu dan simbol soliditas PDIP selama ini.

Memajukan Puan Maharani adalah opsi yang sangat strategis bagi PDIP, terutama untuk keutuhan dan soliditas partai ke depan, setelah Megawati tidak lagi menjadi ketua umum.

Jadi dalam waktu-waktu mendatang sampai menjelang pemilihan presiden 2024 nanti, PDIP akan terseret ke dalam pilihan sulit antara Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.

Dibutuhkan konsesi-konsesi tingkat tinggi untuk mendamaikan kedua pihak, baik untuk Puan Maharani maupun untuk Ganjar Pranowo.

Intinya, bagi PDIP, opsi memajukan Ganjar Pranowo harus benar-benar bersamaan dengan konsesi tingkat tinggi terkait dengan masa depan politik Puan Maharani dan trah Sukarno di PDIP.

Dan relasi "New Normal" ini adalah salah satu strategi PDIP untuk mendapatkan konsesi tingkat dewa tersebut di satu sisi dan mencoba mengulur waktu untuk membangun elektabilitas Puan di sisi lain.

Namun berkaca pada pengalaman politik di tahun 2014, saya cukup yakin bahwa PDIP pada ujungnya akan cenderung mengedepankan rasionalitas politik yang dicerminkan oleh hasil survei dari lembaga-lembaga survei yang kredibel dalam menentukan pilihan akhir terkait siapa yang akan menjadi calon presiden resmi partai untuk ajang pemilihan presiden tahun 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Nasional
TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

Nasional
Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Nasional
Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Nasional
BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

Nasional
Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Nasional
Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Nasional
Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Nasional
Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Nasional
KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

Nasional
Jokowi: 'Feeling' Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Jokowi: "Feeling" Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com