Perkembangan demokrasi yang bertumpu pada kekuatan negara justru berisiko membuka jalan oligarki bekerja.
Secara bersamaan, para pemilih muda sulit menuntut akuntabilitas pemerintah terpilih dalam kontrol kekuatan oligarkis.
Perbedaan tajam antara milenial dan non-milenial nampak dalam konsumsi dan aktivitas media sosial dan daring.
Survei CSIS mengungkap milenial lebih mempunyai akses dan nyaman terhadap media sosial. Juga, 54,3 persen milenial setiap hari membaca media daring. Akses media itu jauh lebih besar dari non-milenial (11,9 persen).
Survei Indikator menemukan anak muda cukup terlibat dalam isu-isu politik secara daring.
Setali tiga uang, survei Indopol mencatat mayoritas anak muda (54,72 persen) mengutip media daring sebagai sumber informasi.
Keakraban kaum muda dengan media daring dan sosial sejalan dengan arah politik masa depan yang dipengaruhi sistem digital.
Namun, perilaku konsumsi media itu bukan tanpa risiko. Berita yang dibaca, dibagikan, dan dipersepsi tidak lepas dari praktik konstruksi.
Ada kemungkinan upaya-upaya sengaja membingkai realitas politik yang menguntungkan kekuatan tertentu.
Oligarki dengan kekuatan materilnya mampu membangun narasi yang bisa memecah kekuatan politik elektoral milenial.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran, karena bisa menggiring perilaku memilih yang mengandalkan narasi manipulatif.
Revisi teori perilaku memilih menjelaskan suara individu saat pemilu tak lagi mengikuti keputusan rasional objektif.
Para pemilih justru mengikuti pilihan informasi, menyederhanakan pengambilan keputusan, lalu mencari pembenaran (keputusan pilihan) tanpa membandingkan beragam opsi kandidat/partai (Gabriel, 2020).
Jebakan narasi yang beredar dalam media daring dan sosial menjadi tantangan lain yang harus dihadapi milenial.
Karenanya, pandangan interaksionis atas politik elektoral milenial lebih realistis. Tidak percaya diri berlebihan, tetap mewaspadai kekuatan politik di luar milenial.
Sebagai bekal, idealisme, soliditas dan kreatifitas politik milenial merupakan alternatif terhadap lemahnya kuasa rakyat atas demokrasi dan politik oligarki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.