Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Presiden Soeharto, Bapak Pembangunan yang 32 Tahun Berkuasa

Kompas.com - 19/02/2022, 06:50 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

Maret 1966, Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) dari Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.

Presiden 32 tahun

Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS yang digelar Maret 1967 menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden.

Setahun setelahnya atau Maret 1968 ia dikukuhkan sebagai presiden kedua RI. Soeharto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali pemilu.

Selama 32 tahun menjabat, Soeharto membentuk Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita), yang dimulai 1 April 1969 hingga 1994.

Tujuan Repelita adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar dan infrastruktur dengan penekanan pada bidang pertanian.

Baca juga: Luka di Kedung Ombo dan Tiada Maaf bagi Soeharto...

Melalui program tersebut, Soeharto melakukan pembangunan di segala bidang seperti sekolah, puskesmas, industri strategis nasional dan jalan nasional, waduk, embung, dan berbagai pengendalian banjir perkotaan.

Oleh karenanya, sebagai apresiasi terhadap keberhasilannya melakukan pembangunan tersebut, Soeharto diangkat sebagai Bapak Pembangunan Indonesia tahun 1983.

Ia mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 karena desakan rakyat Indonesia. Kala itu, terjadi kerusuhan dan aksi protes di berbagai daerah yang meminta Soeharto meletakkan jabatannya.

Tutup usia

Setelah lengser, kesehatan Soeharto berangsur-angsur turun. Awal januari 2006, dia dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan.

Setelah dirawat selama 24 hari karena kegagalan organ multifungsi, Soeharto mengembuskan napas terakhirnya pada Minggu, 27 Januari 2006.

Soeharto meninggal dunia pada pukul 13.10 siang dalam usia 87 tahun.

Baca juga: Cara Presiden Soekarno Tanggapi Kritik di Coretan Tembok...

Atas keberhasilannya menjalankan program Keluarga Berencana (KB) di lndonesia, pada 8 Juni 1989 Soeharto menerima penghargaan tertinggi di bidang kependudukan dan KB, United Nations Population Award, dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Sebelumnya, pada 2 Desember 1988 Soeharto juga menerima penghargaan Global Statesman in Population Award dari The Population Institute, sebuah Lembaga Kependudukan Independen, Washington DC, Amerika Serikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com