Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, kasus kematian Covid-19 terutama terjadi pada masyarakat dengan penyakit penyerta (komorbid), lanjut usia (lansia) dan belum menerima vaksinasi.
"Kasus kematian terutama pada orang komorbid, lansia, dan belum divaksin. Biasanya komorbidnya lebih dari satu," ujar Nadia saat dihubungi, Minggu.
Baca juga: Kemenkes: Pasien Covid-19 Meninggal Dunia Terutama karena Komorbid dan Belum Vaksin
Namun, Nadia menuturkan, jika dibandingkan antara penambahan kasus harian dan kasus kematian pada saat varian Delta merebak, kasus saat ini masih jauh lebih rendah.
Ia pun mengungkapkan, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) nasional masih di bawah 60 persen. Per Minggu, pemerintah mencatat BOR sebesar 30 persen.
"Kalau dibandingkan Delta, kematian dengan jumlah kasus (harian) 55.000 sudah 2.000 lebih dan BOR 70 sampai 80 persen," ujar dia.
Dikutip dari Kompas.id, epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad mengatakan, mobilitas masyarakat harus dikurangi untuk menekan risiko penularan.
Pengabaian terhadap Omicron karena menganggap gejalanya tidak parah justru berbahaya saat berinteraksi dengan anggota keluarga di rumah.
"Mereka (orang dengan mobilitas tinggi) akan menjadi risiko bagi keluarganya, terutama lansia yang punya komorbid dan anak-anak," ujar Riris saat dihubungi, Sabtu (12/2/2022).
Baca juga: Imbau Kurangi Mobilitas, Menkes: Insya Allah, Akhir Februari Bisa Atasi Pandemi
Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan, kesadaran masyarakat akan ancaman penularan Covid-19 perlu dibangkitkan kembali.
Sekalipun persentase kematian akibat varian Omicron lebih kecil, jika kasus penularan meningkat secara eksponensial, kasus kematian juga tetap tinggi. Beban di fasilitas kesehatan juga besar.
"Apabila kasus harian meningkat enam kali lipat, sekalipun persentase kasus yang masuk rumah sakit dan kasus kematian lebih kecil, jumlahnya akan tetap besar. Belum lagi jika kasus meluas di luar Jawa-Bali yang memiliki keterbatasan infrastruktur kesehatan. Upaya untuk memutus rantai penularan harus dipastikan dijalankan secara efektif," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.