Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian akibat Covid-19 yang Terus Meningkat Saat Gelombang Omicron

Kompas.com - 14/02/2022, 08:13 WIB
Tsarina Maharani,
Krisiandi

Tim Redaksi

Penyebab utama

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, kasus kematian Covid-19 terutama terjadi pada masyarakat dengan penyakit penyerta (komorbid), lanjut usia (lansia) dan belum menerima vaksinasi.

"Kasus kematian terutama pada orang komorbid, lansia, dan belum divaksin. Biasanya komorbidnya lebih dari satu," ujar Nadia saat dihubungi, Minggu.

Baca juga: Kemenkes: Pasien Covid-19 Meninggal Dunia Terutama karena Komorbid dan Belum Vaksin

Namun, Nadia menuturkan, jika dibandingkan antara penambahan kasus harian dan kasus kematian pada saat varian Delta merebak, kasus saat ini masih jauh lebih rendah.

Ia pun mengungkapkan, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) nasional masih di bawah 60 persen. Per Minggu, pemerintah mencatat BOR sebesar 30 persen.

"Kalau dibandingkan Delta, kematian dengan jumlah kasus (harian) 55.000 sudah 2.000 lebih dan BOR 70 sampai 80 persen," ujar dia.

Kurangi mobilitas

Dikutip dari Kompas.id, epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad mengatakan, mobilitas masyarakat harus dikurangi untuk menekan risiko penularan.

Pengabaian terhadap Omicron karena menganggap gejalanya tidak parah justru berbahaya saat berinteraksi dengan anggota keluarga di rumah.

"Mereka (orang dengan mobilitas tinggi) akan menjadi risiko bagi keluarganya, terutama lansia yang punya komorbid dan anak-anak," ujar Riris saat dihubungi, Sabtu (12/2/2022).

Baca juga: Imbau Kurangi Mobilitas, Menkes: Insya Allah, Akhir Februari Bisa Atasi Pandemi

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan, kesadaran masyarakat akan ancaman penularan Covid-19 perlu dibangkitkan kembali.

Sekalipun persentase kematian akibat varian Omicron lebih kecil, jika kasus penularan meningkat secara eksponensial, kasus kematian juga tetap tinggi. Beban di fasilitas kesehatan juga besar.

"Apabila kasus harian meningkat enam kali lipat, sekalipun persentase kasus yang masuk rumah sakit dan kasus kematian lebih kecil, jumlahnya akan tetap besar. Belum lagi jika kasus meluas di luar Jawa-Bali yang memiliki keterbatasan infrastruktur kesehatan. Upaya untuk memutus rantai penularan harus dipastikan dijalankan secara efektif," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com