Pada Minggu (13/2/2022), ada 44.526 kasus baru dalam sehari, sehingga secara kumulatif ada 4.807.778 kasus positif Covid-19 di tanah air.
Sementara itu, kasus kematian bertambah 111 dalam sehari, sehingga total pasien Covid-19 meninggal dunia yaitu 145.176 jiwa.
Adapun secara berturut-turut, kematian akibat Covid-19 tercatat sebanyak 107 kasus pada 12 Februari, 100 kasus pada 11 Februari, dan 74 kasus pada 10 Februari.
Sementara pada 9 Februari sempat menurun ke angka 65 setelah pada 8 Februari berjumlah 83.
Pada 7 Februari 82, 6 Februari 57, dan 5 Februari ada 44 kasus kematian. Naik 2 kasus dari 4 Februari yang sebanyak 42 kasus.
Saat ini, jumlah kasus aktif tercatat sebanyak 352.839 kasus.
Presiden Joko Widodo, dalam keterangannya yang disampaikan lewat akun Instagram @jokowi, mengatakan, kasus harian Covid-19 di tanah air kini tengah menanjak akibat penularan varian Omicron.
Menurut Jokowi, penambahan kasus harian saat ini mendekati puncak kasus pada pertengahan tahun 2021 ketika Indonesia berhadapan dengan gelombang varian Delta.
"Pandemi Covid-19 di tanah air, sesuai perkiraan, tengah menanjak dengan angka positif harian mendekati puncak kasus seperti bulan Juli tahun lalu," kata Jokowi, Minggu.
Dia mengatakan, varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi. Namun, tingkat kematian akibat varian Omicron lebih rendah jika dibandingkan dengan varian Delta.
Jokowi pun meminta masyarakat tetap tenang dan disiplin menjaga protokol kesehatan. Ia juga mengingatkan masyarakat segera divaksin sesuai program vaksinasi Covid-19 yang diselenggarakan pemerintah.
Adapun hingga Minggu pukul 18.00 WIB, dari target 208.265.720 orang yang jadi sasaran vaksinasi, sebanyak 188.292.104 orang atau 90,41 persen orang telah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama.
Sementara itu, yang mendapatkan suntikan vaksin dosis kedua sebanyak 135.778.066 orang atau 65,19 persen dan sebanyak 7.053.980 atau 3,39 persen telah mendapatkan vaksin dosis ketiga.
Sasaran vaksinasi itu terdiri atas tenaga kesehatan, lanjut usia petugas publik, masyarakat rentan, dan masyarakat umum termasuk anak-anak usia 12-17 tahun dan 6-11 tahun.
Penyebab utama
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, kasus kematian Covid-19 terutama terjadi pada masyarakat dengan penyakit penyerta (komorbid), lanjut usia (lansia) dan belum menerima vaksinasi.
"Kasus kematian terutama pada orang komorbid, lansia, dan belum divaksin. Biasanya komorbidnya lebih dari satu," ujar Nadia saat dihubungi, Minggu.
Namun, Nadia menuturkan, jika dibandingkan antara penambahan kasus harian dan kasus kematian pada saat varian Delta merebak, kasus saat ini masih jauh lebih rendah.
Ia pun mengungkapkan, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) nasional masih di bawah 60 persen. Per Minggu, pemerintah mencatat BOR sebesar 30 persen.
"Kalau dibandingkan Delta, kematian dengan jumlah kasus (harian) 55.000 sudah 2.000 lebih dan BOR 70 sampai 80 persen," ujar dia.
Kurangi mobilitas
Dikutip dari Kompas.id, epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad mengatakan, mobilitas masyarakat harus dikurangi untuk menekan risiko penularan.
Pengabaian terhadap Omicron karena menganggap gejalanya tidak parah justru berbahaya saat berinteraksi dengan anggota keluarga di rumah.
"Mereka (orang dengan mobilitas tinggi) akan menjadi risiko bagi keluarganya, terutama lansia yang punya komorbid dan anak-anak," ujar Riris saat dihubungi, Sabtu (12/2/2022).
Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan, kesadaran masyarakat akan ancaman penularan Covid-19 perlu dibangkitkan kembali.
Sekalipun persentase kematian akibat varian Omicron lebih kecil, jika kasus penularan meningkat secara eksponensial, kasus kematian juga tetap tinggi. Beban di fasilitas kesehatan juga besar.
"Apabila kasus harian meningkat enam kali lipat, sekalipun persentase kasus yang masuk rumah sakit dan kasus kematian lebih kecil, jumlahnya akan tetap besar. Belum lagi jika kasus meluas di luar Jawa-Bali yang memiliki keterbatasan infrastruktur kesehatan. Upaya untuk memutus rantai penularan harus dipastikan dijalankan secara efektif," katanya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/14/08134381/kematian-akibat-covid-19-yang-terus-meningkat-saat-gelombang-omicron