Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Populi Center: Hanya 6 Partai dengan Elektabilitas di Atas 4 Persen

Kompas.com - 20/12/2021, 17:10 WIB
Mutia Fauzia,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Populi Center menunjukkan, hanya ada enam partai dengan elektabilitas di atas 4 persen atau mampu mencapai ambang batas parlemen (parliamentary threshold).

Untuk diketahui, survei Populi Center dilakukan pada 1 hingga 9 Desember 2021 yang melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak di 34 provinsi.

Peneliti Populi Center Nurul Fatin Afifah menjelaskan, dari keenam partai tersebut, elektabilitas tertinggi dicapai oleh PDI-P, yakni sebesar 20,5 persen.

Meski demikian, capaian tersebut lebih rendah ketimbang hasil survei bulan sebelumnya yang mencapai 22,3 persen.

Baca juga: Hadapi 2024, Partai Buruh Janji Tak Seperti Kebanyakan Parpol yang Pragmatis

Lonjakan peningkatan suara dialami oleh Demokrat dan Gerindra, masing-masing sebesar 1,9 persen dan 1,3 persen bila dibandingkan dengan survei bulan sebelumnya.

"Data menunjukkan ada enam partai yang ada persentase elektabilitas di atas 4 persen. Pertama PDI-P 20,5 persen, ada Gerindra dengan 13,1 persen, Demokrat dengan 9,6 persen, Golkar 8,3 persen, PKB 8,2 persen, dan PKS dengan 7 persen," rinci Nurul saat pemaparan hasil survei yang dilakukan secara daring, Senin (20/12/2021).

Sementara itu, partai yang memperoleh persentase suara di bawah 4 persen berdasarkan hasil survei tersebut yakni Nasdem sebesar 3,9 persen, PPP 2,8 persen, PAN 1,7 persen, Perindo 1,2 persen, PSI 0,7 persen, Gelora 0,3 persen, PBB 0,3 persen, Hanura 0,3 persen, dan Garuda 0,3 persen.

Partai yang tidak mendapatkan suara yakni Partai Ummat, PKBI, dan Berkaya.

Akademisi Universitas Islam Internasional Indonesia Phillips J. Vermonte mengatakan, lonjakan suara yang dialami Demokrat salah satunya akibat partai tersebut berhasil menarik peminat pemilih pemuda.

Baca juga: Membandingkan Sikap Parpol soal Presidential Threshold Jelang 2024 dan di Pemilu Sebelumnya


"Hemat saya partai demokrat cukup mampu berbicara dan dipahami oleh pemilih muda, dan ini yang dicitrakan oleh partai, misalnya lewat Ketum Demokrat," jelas Phillips.

"Ada komunikasi yang mungkin berhasil dan mungkin akan menjadi modal yang baik," ujar dia.

Sementara itu, Anggota Komisi II DPR RI Zulfikar Arse Sadikin mengatakan, hasil survei elektabilitas partai tersebut berbanding lurus dengan kinerja dari rezim atau pemerintahan yang berkuasa

"Kalau kepuasan publik terhadap rezim tinggi dan kian baik, yang mendapat insentif adalah partai di belakang rezim. Dulu di 2009, rezim Demokrat dinilai masyarakat bagus, kuat, ini menjadi insentif untuk Demokrat. Sama juga di 2014, di masa Pak Jokowi, pada 2019 PDI-P mendapat insentifnya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com