Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Muncul Hoaks Dokter di Malaysia Meninggal akibat Booster Pfizer, Begini Penjelasannya

Kompas.com - 20/12/2021, 15:51 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Belum lama ini, beredar sebuah postingan dari akun syafra.erlina di Facebook yang mengklaim Deputi Direktur Departemen Kesehatan Malaysia Chai Koh Meow meninggal dunia akibat vaksinasi booster Pfizer.

Dalam unggahan tersebut, menceritakan pula kronologi meninggalnya Chai Koh Meow setelah mengalami gejala kesehatan seperti demam dan rasa sakit di tubuhnya pascavaksinasi booster.

Lebih lanjut, unggahan itu juga memberikan peringatan untuk para penerima Sinovac agar tidak menerima jenis vaksin messenger ribonucleic acid RNA (mRNA), seperti Pfizer atau Moderna karena diklaim tidak aman.

Berdasarkan hasil penelusuran, informasi tersebut tidak benar adanya. Hal ini dibuktikan melalui konfirmasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Malaysia yang dilansir dari New Strait Times.

Baca juga: Kemenkes Malaysia Klaim Ikut Bantu Peraih Medali Emas Olimpiade Pertama Filipina

Kemenkes Malaysia menegaskan bahwa kematian Chai, pada Rabu (17/11/2021), disebabkan oleh gagal jantung dan bukan akibat dari vaksinasi Covid-19.

Dari keterangan resmi Kemenkes Malaysia juga mengatakan bahwa Chai telah menyelesaikan dosis booster Covid-19 pada Selasa (9/11/2021). Setelah menerima vaksinasi ini, Chai tidak melaporkan efek samping yang luar biasa.

Begitu pula dari laporan post-mortem atau autopsi, Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan Tan Sri Noor Hisham Abdullah mengatakan bahwa kematian Chai dikarenakan hemoperikardium, penyakit arteri koroner, dan infark miokard.

“Kami ingin menyampaikan belangsungkawa kepada keluarga mendiang Chai dan berterima kasih kepada saudaranya karena mengizinkan kami membagikan hasil post-mortem kepada publik,” kata Tan, dimuat dalam laman covid19.go.id, Jumat (17/12/2021).

Baca juga: Diduga Unggah Hoaks soal Vaksin di Facebook, Seorang Pria di Kampar Ditangkap Polisi

Postingan hoaks tentang Dokter di Malaysia Meninggal Setelah Mendapatkan Vaksin Pfizer.DOK. Humas BNPB Postingan hoaks tentang Dokter di Malaysia Meninggal Setelah Mendapatkan Vaksin Pfizer.

Dengan klarifikasi tersebut, Menteri Kesehatan (Menkes) Malaysia Khairy Jamaluddin berharap, spekulasi hoaks tentang kematian Chai dapat segera berakhir.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pihak berwenang, lanjut dia, tidak ada hubungan langsung antara vaksin Covid-19 dan kematian.

“Kami pasti akan membagikan temuan, apabila ada kasus kematian terkait dengan vaksin. Kami berharap dengan penjelasan ini dapat menghentikan spekulasi apa pun,” ujar Khairy.

Tak hanya itu, lanjut dia, dari spekulasi tersebut diharapkan semakin mendesak masyarakat untuk menggunakan dosis booster untuk meningkatkan cakupan kekebalan.

Terkait larangan untuk menerima vaksin booster mRNA, Pfizer, atau Moderna, Juru Bicara (Jubir) Vaksinasi Covid-19, Kemenkes Republik Indonesia (RI) Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa hal itu tidak benar.

Baca juga: UPDATE 19 Desember: Cakupan Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua 51,40 Persen

“Sejauh ini penerima booster Moderna dan Pfizer tetap aman dan tidak mengalami masalah kesehatan,” ujarnya.

Dengan demikian, lanjut Nadia, klaim tentang “Dokter di Malaysia Meninggal Setelah Mendapatkan Vaksin Pfizer” adalah hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.

Pemerintah Indonesia sendiri terus menggencarkan vaksinasi agar mencapai target sebesar 70 persen dari populasi penduduk menerima vaksin dosis pertama. Target ini diharapkan tercapai pada akhir Desember 2021.

Selain vaksin, pemerintah melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 masih terus meminta masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan (prokes) meski telah divaksinasi.

Baca juga: Gubernur Edy: Omicron Varian Tercanggih, Harus Waspada dan Taat Prokes

Adapun prokes yang harus dipatuhi sesuai dengan Surat Edaran (SE) Nomor 16 Tahun 2021 adalah memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, serta menghindari makan bersama (6M).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com