Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Obsesi Budiman Sudjatmiko, dari Kebebasan hingga Manusia yang Berdaulat

Kompas.com - 16/11/2021, 12:17 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

"Orang harus maju, orang harus mulai menemukan cara-cara baru menaklukan ruang, supaya segala sesuatu menjadi lebih dekat. Menaklukan waktu supaya segala sesuatu menjadi lebih cepat, dan menaklukan materi supaya segala hal bisa kita ubah bentuknya sehingga berubah fungsinya lebih mudah melayani kebutuhan manusia," imbuh dia.

Baca juga: Budiman Sudjatmiko Berharap Pembangunan Lebih Memperhatikan Masyarakat Adat

Guna mewujudkan obsesi itu, Budiman bersama rekan-rekannya mendirikan Inovator 4.0 Indonesia pada 2018.

Dua tahun berikutnya, ia memimpin pembangunan kawasan industri berbasis teknologi bernama Bukit Algoritma, di Sukabumi, Jawa Barat.

"Saya sedang di tengah-tengah mewujudkan obsesi saya yang ketiga di usia saya yang 51 tahun ini," terangnya.

Diketahui, Budiman merupakan Ketua Pelaksana pembangunan Bukit Algoritma setelah diangkat menjadi Komisaris Independen di PTPN V milik BUMN.

Setelah obsesi pertama, kedua dan ketiga, Budiman mengaku masih memiliki dua obsesi lainnya.

Budiman berharap masih diberikan umur panjang untuk mewujudkan dua obsesi terakhirnya yaitu hegemoni dan keberlangsungan manusia.

Terkait hegemoni, dia menilai bahwa manusia harus berada di atas alat yang diciptakannya.

"Bagaimana manusia bisa memperalat alat, bukan diperalat oleh alat. Semaju apa pun alat itu, sekeren apa pun, manusia tetap harus di depan," tegasnya.

Baca juga: Erick Thohir Angkat Budiman Sudjatmiko Jadi Komisaris di PTPN V

Obsesi kelimanya yaitu keberlangsungan manusia atau sustainability. Hal itu menurut dia perlu diwujudkan agar manusia tidak punah.

Manusia, kata Budiman, perlu memanusiakan sesamanya. Manusia juga harus berdaulat atas nasibnya sendiri.

Budiman mengatakan, saat ini dirinya membeberkan lima obsesi dalam hidupnya. Namun, jika diberi umur panjang, maka Budiman tak menampik dirinya akan terus berobsesi.

"Kalau kemudian obsesi kelima terwujud dan saya masih hidup, mungkin kita harus kembali ke titik nol lagi, kebebasan apa yang harus dikembangkan dari manusia tapi dengan kualitas yang baru," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com