JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Budiman Sudjatmiko memiliki lima obsesi yang ia perjuangkan hingga kini.
Adapun kelima obsesi itu berpijak pada manusia, mulai dari kebebasan, keadilan, kemajuan, hegemoni, dan keberlangsungannya dalam kehidupan.
"Obsesi pertama saya adalah saya obsesi pada yang namanya kebebasan manusia, human liberty," kata Budiman, dikutip dari video wawancara dengan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho, yang diunggah Senin (15/11/2021).
Baca juga: Cerita Budiman Sudjatmiko 6 Kali Ditangkap, Sejak SMA Dituduh Teroris hingga Kasus 27 Juli
Guna mewujudkan obsesi pertama, Budiman sadar bahwa dirinya harus konsekuen untuk ikut terlibat membangun atau merebut kebebasan itu.
Mengaku tak muluk-muluk, karena dirinya orang Indonesia, maka yang disasarnya adalah kebebasan manusia Indonesia.
Menurut Budiman, salah satu upaya untuk mewujudkan obsesi pertama adalah melalui perjuangan demokrasi.
"Tahun 90an, waktu itu saya membuat PRD (Partai Rakyat Demokratik). Konsekuensi dari itu saya dipenjara tahun 1997, divonis 13 tahun," ungkapnya.
Budiman menuturkan, obsesi pertamanya telah terwujud pada tahun 1998 mana kala Indonesia memasuki masa reformasi, setelah rezim Orde Baru runtuh yang ditandai lengsernya Presiden Soeharto.
Setelah itu, Budiman berpikir bahwa ia harus melanjutkan obsesinya. Obsesi kedua Budiman adalah mewujudkan keadilan atau kesetaraan manusia.
"Obsesi saya ini lahir dari karena saya orang desa, Cilacap. Saya lahir melewatkan masa kecil saya di Cilacap," terangnya.
Baca juga: Cerita Budiman Sudjatmiko Dituding Jadi Dalang Kerusuhan 27 Juli 1996
Budiman mengeklaim, obsesi keduanya itu sudah diwujudkan saat ia duduk di kursi parlemen selama dua periode.
Obsesi pada keadilan itu diwujudkan ketika Budiman menjadi salah satu pelopor lahirnya Undang-Undang Desa.
"Sehingga, desa sekarang mendapatkan anggaran kurang lebih Rp 1 miliar, setiap desa, setiap tahun. Alhamdulillah obsesi saya kedua tercapai, memang dalam pelaksanaannya belum optimal, tetapi secara legal oke, sudah menjadi aturan," ucapnya.
Menilai obsesi pertama dan kedua sudah tercapai, Budiman menginginkan obsesi ketiganya terlampaui pula.
Obsesi ketiga Budiman yakni soal kemajuan manusia. Ia menilai, setelah manusia itu berhasil mendapatkan kebebasan dan keadilannya, maka kemajuan yang harus segera diraih.