"Ya walaupun adalah momen saat ini yang mereka bisa pasang karena masyarakat sedang berpikir, bersiap-siap dan mencari tahu siapa yang akan menggantikan Pak Jokowi, tapi tetap saja menurut saya timing-nya kurang pas," ujar Hendri.
"Menurut saya, empati dan solidaritas kemanusiaan itu para petinggi parpol itu enggak perlu diajari lah ya, masa kita rakyat terus-terusan ngajarin tentang untuk lebih empati terhadap kondisi," kata Hendri saat dihubungi, Kamis (5/8/2021).
"Masa kita rakyat mesti terus-terusan ngajarin tentang solidaritas kemanusiaan, saya rasa enggak perlu lah. Harusnya para petinggi itu mengerti dan paham harus berbuat apa pada masa pandemi seperti sekarang," ujar Hendri melanjutkan.
Hal senada disampaikan pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Adi Prayitno.
Ia mengatakan, maraknya pemasangan baliho politisi justru menimbulkan persepsi negatif di tengah masyarakat.
Baca juga: Marak Baliho Politisi, Pengamat: Alih-alih Mendapat Simpati, yang Ada Malah Cibiran
Menurut Adi, hal itu disebabkan pemasangan baliho tidak diikuti dengan kebijakan dan kerja nyata membantu masyarakat yang sedang kesulitan akibat kondisi pandemi Covid-19.
"Alih-alih mendapatkan simpati dan dukungan publik, yang ada malah cibiran kan? Coba dicek, sejak munculnya baliho-baliho di pinggir jalan, orang bukannya respek, yang ada ya bully-an, kritik keras," kata Adi.
Sebabnya pemasangan baliho tidak diikuti dengan kebijakan dan kerja nyata membantu masyarakat yang sedang kesulitan akibat kondisi pandemi Covid-19.
"Alih-alih mendapatkan simpati dan dukungan publik, yang ada malah cibiran kan? Coba dicek, sejak munculnya baliho-baliho di pinggir jalan, orang bukannya respek, yang ada ya bully-an, kritik keras," kata Adi
Adi mengatakan, para politisi itu justru mendapat tanggapan negatif dari masyarakat, karena publik tidak melihat kerja mereka dalam membantu masyarakat, terutama yang terdampak pandemi.
"Dikenal publik tidak otomatis publik ini suka dan simpatik, itu yang saya bilang makanya baliho itu harus menjadi barang hidup, diterjemahkan dengan program-program nyata," ujarnya.
Baca juga: Marak Baliho Elite Partai Politik, Juru Bicara PAN: Lebih Baik Uangnya untuk Bantu Rakyat
Adi mengatakan, banyak hal yang bisa dilakukan para elite partai untuk merebut hati rakyat, misalnya dengan melobi fraksi-fraksi di DPR agar anggota dewan memotong gaji dan mendonasikan kepada masyarakat.
Selain itu, mereka juga bisa menginstruksikan pengurus partai dari tingkat pusat hingga daerah untuk memberikan solusi kesehatan dan ekonomi bagi masyarakat.
"Kalau itu yang dilakukan, salah satunya ya, maka baliho-baliho itu bukan hanya di pinggir jalan. Publik, rakyat, akan berebut baliho itu untuk ditaruh di rumah mereka masing-masing karena dianggap sebagai dewa penolong," ujar Adi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.