Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Beredar di Medsos, Jhoni Allen Tuding SBY Tak Berkeringat Dirikan Demokrat

Kompas.com - 01/03/2021, 14:17 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat telah memecat Jhoni Allen Marbun sebagai kader partai, setelah dituduh terlibat melakukan kudeta terhadap ketua umum saat ini, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono.

Setelah dipecat Partai Demokrat, Jhoni kemudian muncul di sebuah video yang beredar di kalangan wartawan. Dalam video itu, Jhoni menuding Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak berkeringat saat Pemilu 2004.

"Demi Tuhan saya bersaksi, bahwa SBY tidak berkeringat sama sekali. Apalagi berdarah-darah sebagaimana pernyataannya di berbagai kesempatan," kata Jhoni dalam sebuah video pernyataan yang diterima Kompas.com, Senin (1/3/2021).

Baca juga: Isu Kudeta di Demokrat yang Berujung Pemecatan 7 Kader

Adapun hal tersebut ia utarakan dalam sebuah video berdurasi sembilan menit. Video tersebut diberi judul "Jhoni Allen: Siapa Kudeta Demokrat?" dan beredar di kalangan wartawan dan media sosial.

Kompas.com berusaha untuk menghubungi Jhoni Allen guna mengkonfirmasi kebenaran video tersebut, tetapi tak direspons.

Dalam video, mantan politikus Partai Demokrat ini menjelaskan bahwa SBY justru baru bergabung dengan Partai Demokrat setelah partai lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengikuti Pemilu 2004.

Sebaliknya, Jhoni menerangkan bahwa dirinya dan para kader Demokrat, lah, yang telah bersusah payah meloloskan partai di Pemilu 2004.

Baca juga: Tanggapi Rencana KLB oleh Para Pendiri Partai, Politisi Demokrat: Itu Abal-abal

Ia mengatakan, ketika Partai Demokrat lolos verifikasi KPU, SBY menjadikan istrinya yaitu almarhumah Ani Yudhoyono sebagai salah satu Wakil Ketua Umum Partai Demokrat.

"SBY hanya menyumbang uang Rp 100 juta dalam bentuk empat lembar traveller's checque di hotel di Bogor," ujarnya.

Selain itu, ia juga menyebut bahwa SBY baru muncul bergabung dalam acara yang digelar Partai Demokrat di Hotel Kinasih, Bogor.

Jhoni mengatakan, saat itu SBY baru muncul usai menyatakan mundur sebagai Menko Polhukam era Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.

"Pak SBY setelah mundur dari kabinet Ibu Megawati baru muncul pada acara Partai Demokrat di Hotel Kinasih di Bogor. Di mana saat itu saya ketua panitianya. Ini menegaskan bahwa SBY bukanlah pendiri Partai Demokrat," kata Jhoni.

Jhoni juga menjelaskan bahwa dirinya merupakan salah satu pelaku sejarah berdirinya Partai Demokrat.

Baca juga: Sebelum Dipecat Demokrat, Jhoni Allen Disebut Bertemu SBY

Ia juga menyatakan bahwa perjuangan para kader dari Sabang sampai Merauke nyata adanya untuk meloloskan Partai Demokrat dalam verifikasi KPU di 2004.

Jhoni juga mengatakan, pendirian Partai Demokrat telah dilakukan oleh 99 orang pendiri partai di Jakarta. Adapun hal tersebut juga menurutnya sudah disahkan dalam akta notaris.

"Kemudian gayung bersambut bermunculan para pendiri Partai Demokrat di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Mereka saling bahu membahu berjuang meloloskan verifikasi KPU, sehingga Partai Demokrat menjadi partai peserta Pemilu 2004," ujarnya.

"Saya dan para pendiri beserta para senior partai, adalah pelaku sejarah Partai Demokrat. Saya menyatakan bahwa di dalamnya, perjuangan kader dari Sabang sampai Merauke bersusah payah bekerja keras, tidak mengenal lelah dan waktu untuk bekerja bersama meloloskan Partai Demokrat pada verifikasi KPU sehingga menjadi peserta pemilu 2004," kata dia.

Baca juga: Pendiri Demokrat Sebut KLB Akan Digelar Awal Maret 2021

Tanggapan Partai Demokrat

Menanggapi ini, Partai Demokrat menilai pernyataan Jhoni Allen hanyalah ekspresi kekecewaan setelah dipecat.

Menurut Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra, pemecatan dilakukan karena kesalahan Jhoni Allen sendiri.

"Anda-anda dipecat karena tindakan Anda sendiri, terlibat dalam Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat dan bekerja sama dengan oknum kekuasaan melakukan abuse of power serta mencederai demokrasi Indonesia," ucap Herzaky.

Zaky kemudian membantah jika SBY disebut tidak berkeringat dalam meloloskan Partai Demokrat dalam Pemilu 2004.

"Ini namanya manipulasi sejarah kalau bilang enggak ada keringat Pak SBY mendirikan partai. Gagasan membentuk partai ini dimulai ketika SBY kalah dari Hamzah Haz untuk menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan di Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2001," ucapnya.

Baca juga: Isu Kudeta Demokrat dan Langkah SBY untuk Lindungi AHY

Menurut Herzaky, ketika itu Ventje Rumangkang menyarankan SBY mendirikan partai. Sebab, Ventje menyampaikan bahwa banyak orang yang menginginkan SBY menjadi pemimpin nasional, termasuk menjadi wakil presiden.

"Namun realitas politik tak memungkinkan lantaran SBY ketika itu tak mempunyai partai. Setelah berdiskusi dengan Ibu Ani, Bapak SBY kemudian mengamini usulan Ventje," ucap Zaky.

"SBY pula yang kemudian menciptakan nama, logo, bendera, mars, hingga manifesto politik Partai Demokrat. Partai ini pun didirikan pada 9 September 2001, mengambil tanggal yang sama dengan hari ulang tahun SBY pada tanggal 9 bulan sembilan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Nasional
PN Jaksel Tolak Gugatan David Tobing Lawan Rocky Gerung Terkait Hinaan ke Jokowi

PN Jaksel Tolak Gugatan David Tobing Lawan Rocky Gerung Terkait Hinaan ke Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com