Hasil survei elektabilitas dan popularitas seseorang kerap menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi seseorang untuk dicalonkan sebagai kepala daerah.
Namun menurut Megawati, tidak sedikit hasil survei yang diserahkan kurang obyektif, bahkan ada yang berbayar.
"Banyak juga menurut saya, survei yang kurang obyektif. Jadi bisa saja, ada juga survei yang dibayar," kata Megawati.
Oleh sebab itu, di dalam pemberian rekomendasi terhadap calon kepala daerah, ia tidak serta merta mendasarkan pada hasil survei semata.
Melainkan juga mencari masukkan dari kader di daerah atas ketokohan calon kepala daerah tersebut.
"Saya punya tangan, struktur. Saya suruh nanya, itu gimana mau calon eksekutif, wah ini jangan Bu, ternyata surveinya bohong, kecil," ujarnya.
Menurut Mega, sekalipun hasil survei seseorang cukup baik, hal itu tidak serta merta akan membuat seseorang terpilih di pilkada. Oleh sebab itu, hasil survei tidak menjadi syarat mutlak seseorang direkomendasikan.
Selengkapnya di sini
5. Ancam pecat kader yang tak bela perempuan
Kasus kekerasan terhadap perempuan di Tanah Air masih cukup tinggi. Oleh karena itu, Megawati turut memberikan perhatian besar terhadap hal tersebut.
Bahkan, ia mengancam, akan memecat kadernya yang melakukan kekerasan terhadap perempuan atau tidak membela hak perempuan.
"Kekerasan terhadap perempuan dan anak itu semakin besar. Lah, kalau saya dengar begitu terus siapa yang buat kekerasan? Dengan segala hormat saya kepada para kaum laki ternyata yang melakukan kekerasan itu kaum laki," kata Megawati seperti dilansir dari Antara.
Ia pun meminta agar seluruh kadernya memberikan perhatian atas perlindungan terhadap perempuan.
Di tengah pandemi Covid-19, ia menambahkan, angka kekerassan terhadap perempuan masih cukup tinggi. Sebagian besar kasus kekerasan tersebut didominasi oleh pelaku laki-laki.
"Perempuan-perempuan (kader PDI Perjuangan) yang tidak membela kaumnya, saya pecat," tegas Mega.
"Kalau saya dengar dari kalian ada yang melakukan kekerasan, saya pecat. Gitu saja," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.