Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-fakta Konflik Hanura Kubu OSO Vs Wiranto Sepanjang 2019

Kompas.com - 19/12/2019, 05:32 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

"Iya lah. Karena dia kan Menko Polhukam masa dia tidak tahu situasi politik partainya sendiri. Ya kan? Dia biarin gitu," ujarnya.

Baca juga: OSO: Kalau Tak Terpecah Belah, Saya Yakin Hanura Kembali ke Senayan

Menanggapi tudingan Oesman, Mantan Menko Polhukam Wiranto merasa bersalah telah menunjuk mantan Ketua DPD RI tersebut sebagai Ketua Umum Partai Hanura.

"Kan sudah terjadi, dan enggak perlu saling menyalahkan. Cukup introspeksi ke depan nanti kita perbaiki. Tapi kalau saya didesak terus seakan-akan Pak Wiranto yang salah ya. Kesalahan saya cuma satu, ya, menunjuk Pak OSO menjadi ketua umum," ujar Wiranto saat ditemui di Hotel Grand Paragon, Jakarta, Kamis (16/5/2019).

Wiranto mengatakan, selaku pendiri Partai Hanura, ia turut sedih Hanura tidak bisa mempertahankan posisi di parlemen. Pasalnya, baru kali ini Partai Hanura tak lolos parlemen.

"Ya kita sedih. Saya sebagai pendiri partai, sepuluh tahun mendirikan partai ini dan sudah dua kali lolos. Yang paling sedih kan saya sebagai pendiri kalau kita bicara yang paling sedih," lanjut dia

2. Perkara Watimpres

Akhir tahun 2019, konflik antara Oesman dan Wiranto kembali terjadi. Penyebabnya, Presiden Joko Widodo menunjuk Wiranto sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) periode 2019-2014.

Hanura pun meminta Wiranto mengundurkan diri dari partai, karena dalam peraturannya seorang Watimpres tidak boleh berasal dari partai politik.

"DPP Hanura belum menerima surat pengunduran diri Wiranto dari jabatannya di partai, yakni Ketua Dewan Pembina," kata Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/12/2019).

Baca juga: Di Munas Hanura, OSO Singgung Kesulitan yang Hampir Bikin Partai Roboh

Inas pun menunggu sikap kenegaraan Wiranto untuk melepas jabatannya sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Hanura.

Semakin banyak desakan untuk mundur dari Partai Hanura, Wiranto mengumumkan bahwa, dia resmi mundur dari kepengurusan partai yaitu Ketua Dewan Pembina Partai Hanura.

Alasannya, dia ini ingin fokus menjalankan mandat yang dipercayakan Presiden Joko Widodo yaitu menjadi ketua Watimpres.

"Saat ini, saya menyatakan mundur dari Ketua Dewan Pembina Hanura. Mengapa? Ini kesadaran saya. Saya selalu berorientasi kepada tugas pokok saya. Saat ini, saya ditugaskan Presiden sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden," kata Wiranto saat menggelar konferensi pers di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta, Rabu (18/12/2019).

Baca juga: Wiranto Sebut Pemilihan OSO Jadi Ketum Hanura pada 2016 Rekayasa

Kendati demikian, ia menegaskan Undang-undang nomor 19 tahun 2006 tentang Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) tidak ada yang mengharuskannya mundur dari pengurus Partai Hanura.

"Dalam pasal penjelasan UU itu, ada dikatakan bahwa yang disebut pimpinan parpol adalah ketua umum atau sebutan lain dari ketua umum atau pengurus harian, nah sehingga ketua dewan pembina tidak tersentuh oleh larangan rangkap jabatan," ucapnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com