Semula nama Oesman Sapta Odang atau yang lebih akrab dipanggil OSO, masuk dalam jajaran daftar nama Wantimpres 2019-2024. Namun ternyata tawaran ini ditolak OSO karena alasan tertentu. Usai pelantikan Wantimpres di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (13/12/2019), Jokowi ungkap alasan kenapa OSO tak jadi di Wantimpres.
Presiden sampaikan Oesman Sapta Jumat pagi menyampaikan ke Mensesneg Pratikno bahwa dirinya lebih mencintai partai sehingga tidak mau dan mundur dari Wantimpres. Meski begitu OSO menilai, tawaran itu merupakan penghargaan besar dari Presiden Jokowi kepada dirinya.
Di samping itu, meski dia menolak, ke depan Partai Hanura tetap akan berkoalisi dengan pemerintah. OSO mengaku berterima kasih kepada Jokowi yang sudah mengajaknya untuk menjadi anggota Wantimpres. Namun karena ada persyaratan tak boleh aktif di partai, dirinya memutuskan untuk menolak tawaran itu.
Adapun Presiden Jokowi telah melantik 9 orang Wantimpres, untuk kepemimpinan 2019-2024. Wantimpres yang dipilih Jokowi, datang dari berbagai latar belakang. Diantaranya ada dari mantan menteri, mantan gubernur, pengusaha, ulama, hingga politikus negeri.
3. OSO diminta mundur dari ketum
Tak hanya mengundurkan diri, Wiranto juga mendesak Oesman mengundurkan diri dari Ketua Umum Partai Hanura.
Sebab, dalam pakta integritas yang ditandatangani Oesman saat Munaslub 2016 menyatakan, masa jabatan menjadi Ketua Umum hanya sampai 2019.
Wiranto menjelaskan, dalam pakta integritas juga berisi janji Oesman sebagai ketua umum yaitu menjaga soliditas partai, dan membawa suara Hanura menjadi meningkat di Pemilu 2019.
"Dan akan menambah suara di DPR pada pemilu yang akan datang, akan memasukkan teman-teman di DPD untuk menjadi caleg Hanura, paling tidak 36 orang, malah ditambah menjadi 50 orang, Pak Subagyo dengar sendiri," ujar Wiranto.
Baca juga: Mundurnya Wiranto yang Jadi Ikon Hanura Dinilai Rugikan Partai
Wiranto mengatakan, apabila Oesman tidak memegang janjinya, akan dicopot dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Hanura.
"Kalau sampai itu tidak ditaati, maka saudara OSO sebagai ketum akan secara tulus dan ikhlas tanpa paksaan mengundurkan diri sebagai ketum Hanura," ucapnya.
5. Munas tak sah dan Munas tandingan
Terkait penyelenggaraan Munas, Ketua Dewan Kehormatan Partai Hanura Chaerudin mengatakan, akan menggelar Musyawarah Luar Biasa (Munaslub) di luar kepemimpinan Oesman Sapta Odang.
Sebab, ia menilai, Musyawarah Nasional (Munas) Partai Hanura dibawah kepemimpinan Oesman Sapta Odang tidak sah, karena tidak memenuhi syarat AD/ART.
"Mestinya OSO membuat pertanggungan jawab, ya engga? Kepada pengurus-pengurus. Pengurus-pengurus ini juga harus dibuktikan melalui musyawarah daerah. Cek aja ada engga? Tiba-tiba orang-orangnya ditunjuk-tunjuk aja begitu, dianggap punya hak suara," kata Chaerudin.
Baca juga: Diminta Wiranto Mundur dari Ketum Hanura, OSO: Bukan Urusannya
Menurut Chaerudin, Munaslub tandingan itu bisa segera digelar, karena ia sudah berkomunikasi dengan para pengurus Partai Hanura di DPC dan DPD yang dulunya dicopot selama masa kepemimpinan Oesman Sapta Odang.
"Bahkan anggota partai yang pernah kabur ke partai lain sudah berjanji kepada saya untuk balik kalau kita kembali," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.