Apabila syarat formilnya terpenuhi, Burhanuddin menekankan, akan menindaklanjutinya.
"Untuk kasus HAM ini kan masih alot, belum memenuhi syarat materiil formil ya. Tentu kita clear berkas, normal. Apabila syarat formil materiil tidak terpenuhi, ya nuwun sewu, kita kembalikan," ujar dia.
Baca juga: Jaksa Agung Ingin Selesaikan Kasus HAM, Komnas HAM: Langsung Saja Buat Tim
Sementara itu, soal kinerja 100 hari pertama, Burhanuddin mengakui, tidak ada program seperti itu.
"Tidak ada (target) 100 harian yang penting kita perintahnya kerja, cepat," ujar dia.
Burhanuddin juga mengaku tak pandang bulu dalam menegakkan hukum, termasuk penanganan korupsi.
Bahkan, ia menyebutkan akan menindak adik atau kakaknya jika memang terbukti melakukan korupsi.
“Dalam tugas pokok saya, enggak ada hubungannya, dan bagi saya, adik saya atau kakak saya (kalau) korupsi, tak gebukin,” ujar Burhanuddin di Kompleks Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Minggu (27/10/2019).
Hal itu diungkapkannya ketika ditanya hubungannya dengan sang kakak yang merupakan politikus PDI-P, TB Hasanuddin.
Ia pun mengakui bahwa Hasanuddin merupakan kakaknya.
Namun, Burhanuddin menegaskan bahwa dirinya adalah seorang profesional dan bukan titipan pihak mana pun.
4. Menag bakal lawan radikalisme
Menteri Agama Jenderal (purn) Fachrul Razi mengaku siap untuk melawan radikalisme.
Hal ini disampaikan Fachrul usai dilantik sebagai menteri agama oleh Presiden Joko Widodo, Rabu (23/10/2019).
Fachrul bahkan percaya diri ia dipilih Jokowi karena diyakini bisa melawan radikalisme yang menguat belakangan ini.
"Saya juga berpikir mungkin beliau membayangkan juga bahwa belakangan ini potensi-potensi radikalisme cukup kuat, sehingga beliau berpikir pasti Pak Fachrul mungkin punya terobosan-terobosan lah dalam kaitan menangkal radikalisme ini," kata Fachrul di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Baca juga: Ini Pertimbangan Jokowi Pilih Purnawirawan Jenderal TNI Jadi Menag
Kendati demikian, Fachrul belum bisa membeberkan langkah-langkah untuk melawan radikalisme.
Sebab, ia baru saja menjabat. Mantan Wakil Panglima TNI ini mengaku akan mempelajari dan menganalisa situasi terlebih dulu.
"Entar dulu, kalau dokter enggak ada yang ketemu pasien langsung bilang kamu makan obat ini, enggak begitu, pasti dia coba diagnosa dulu, dia coba periksa oh begini-begini sehingga dia baru menemukan apa terapinya," kata Fachrul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.