Putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono, mengunjungi sejumlah tokoh politik, termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla di kediaman pribadinya, di Makassar, Sabtu (28/10/2017).
Baca: Temui Wapres JK di Makassar, AHY Disuguhi Kue Buroncong
Keduanya tampak akrab dalam obrolan santai dengan suguhan kue buroncong yang dihidangkan oleh tuan rumah.
Apakah ini sinyal Demokrat akan bergabung dalam koalisi partai pendukung pemerintah?
Putra bungsu SBY itu, mengatakan, Dukungan Demokrat disertai catatan harus ada revisi terutama soal ketentuan pembubaran ormas.
Demokrat menghendaki pembubaran ormas melalui mekanisme hukum di pengadilan.
Baca juga : Benarkah AHY Sempat Ditawari Jadi Menpora?
Dengan adanya catatan itu, Edhie Baskoro alias Ibas, menekankan, partainya tetap kukuh menjalankan fungsi penyeimbang di antara partai pemerintah dan oposisi.
Ia membantah jika kesamaan sikap antara Demokrat dengan pemerintah sebagai sinyal partainya akan masuk koalisi pemerintahan.
"Sekali lagi, Demokrat masih berada di tengah, akan terus berupaya mendukung sepenuh hati," kata Ibas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Ia mengatakan Demokrat akan mendukung semua program pemerintah bila membawa manfaat bagi masyarakat, dan sebaliknya akan menentang jika merugikan rakyat.
Oleh karena itu, Demokrat tak akan apatis terhadap pembangunan yang bermanfaat.
"Kami juga ingin menjaga kemesraan. Kemesraan dengan pemerintah, kemesraan dengan fraksi-fraksi yang ada di DPR, kemesraan dengan teman-teman anggota Fraksi Demokrat," ujar Ibas.
Sinyal jelang 2019
Meski demikian, Ibas tak menampik bahwa apa yang dilakukan partainya akan mengubah konstelasi politik pada 2019.
"Tidak ada yang tak mungkin, semuanya possible, sangat mungkin. Tahun 2019 semua mungkin terjadi. Saya mengutip sekali lagi kata-kata Pak SBY, banyak skenario di 2019, kita tunggu saja," lanjut dia.
Dan seperti kata Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt, dalam politik tak ada yang namanya kebetulan.