Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beri Sinyal Merapat ke Prabowo, Fondasi Politik PKS Dianggap Dangkal

Kompas.com - 30/04/2024, 15:40 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Gelora menganggap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak mempunyai argumen yang mendalam dalam sikap politik, setelah memberi sinyal hendak merapat ke kubu presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Argumen kawan-kawan PKS itu adalah dangkalnya argumen pertama-tama, karena tidak berpikir panjang tentang kenapa kemarin menolak Pak Prabowo, dan kenapa kemarin mengambil posisi yang berbeda dengan pak Prabowo," kata Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Selasa (30/4/2024).

Fahri juga mempertanyakan cara PKS merumuskan garis perjuangan partai karena setelah Pilpres 2024 seolah ikut berburu kekuasaan dan berupaya merapat kepada pihak pemenang.

"Bagaimana sebenarnya mereka memformulasi gagasan perjuangan dan pikiran-pikiran perjuangan yang mereka anggap berbeda," ujar Fahri.

Baca juga: PKS Harap Ada Komunikasi Lebih Maju dengan Gerindra


Fahri menganggap sikap politik PKS pada Pemilu dan Pilpres 2024 seolah hanya berorientasi buat mempertahankan perolehan suara partai ketimbang memenangkan kandidat capres-cawapres yang diusung, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

"Apakah hanya sekadar mau menempel pada keinginan figur-figur tertentu yang kita enggak tahu dasar berpikirnya itu," ujar Fahri.

Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Jenderal Partai Gelora Mahfuz Sidik mempertanyakan keteguhan prinsip dan ideologi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), lantaran disebut-sebut hendak merapat ke kubu pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Jika sekarang PKS mau merapat karena alasan proses politik sudah selesai, apa segampang itu PKS bermain narasi ideologisnya?" kata Mahfuz Sidik dalam keterangannya seperti dikutip dari Kompas TV, Senin (29/4/2024).

Mahfuz juga mempertanyakan apakah kecenderungan para elite PKS buat berupaya merapat ke pemerintahan Prabowo-Gibran sejalan dengan sikap para pendukungnya.

Baca juga: PKS Harap Ada Komunikasi Lebih Maju dengan Gerindra

"Apa kata pendukung fanatiknya? Sepertinya ada pembelahan sikap antara elite PKS dan massa pendukungnya," ucap Mahfuz.

Menurut Mahfuz, jika PKS bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran dikhawatirkan bakal memicu perselisihan di dalam Koalisi Indonesia Maju lantaran sikap politik keduanya yang sangat bertolak belakang sejak masa Pilpres 2024.

"Seingat saya selama proses kampanye, di kalangan PKS banyak muncul narasi sangat ideologis dalam menyerang sosok Prabowo-Gibran," kata Mahfuz.

Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsyi menyatakan, PKS dan calon presiden terpilih Prabowo Subianto memiliki hubungan yang terjalin sejak lama.

Menurut Aboe, hubungan baik tersebut membuat PKS tidak akan kesulitan apabila ingin bergabung ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran untuk lima tahun ke depan.

Baca juga: Pengamat: PKS Partai Ideologis, Kalau Kalah Harus di Luar Pemerintah

"Kita hubungan bagus, bayangin sekutu sampai segajah, mau seapa lagi? Langit dan bumi? Itu hubungan yang diomongin sama Prabowo dan kita sama Prabowo ini cukup lama hubungan jadi sudah enggak sulit," kata Aboe di Kantor DPP PKS, Jakarta, Sabtu (27/4/2024).

Halaman:


Terkini Lainnya

Pilih Bungkam Usai Rapat dengan Komisi X DPR soal UKT, Nadiem: Mohon Maaf

Pilih Bungkam Usai Rapat dengan Komisi X DPR soal UKT, Nadiem: Mohon Maaf

Nasional
Anggota DPR Cecar Nadiem soal Pejabat Kemendikbud Sebut Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier

Anggota DPR Cecar Nadiem soal Pejabat Kemendikbud Sebut Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier

Nasional
Jokowi Disebut Berpotensi Masuk Partai Lain Usai Bobby Gabung Gerindra

Jokowi Disebut Berpotensi Masuk Partai Lain Usai Bobby Gabung Gerindra

Nasional
Jokowi Minta Pembangunan Jalan-Jembatan Darurat di Daerah Terdampak Banjir Sumbar Segera Tuntas

Jokowi Minta Pembangunan Jalan-Jembatan Darurat di Daerah Terdampak Banjir Sumbar Segera Tuntas

Nasional
Kompolnas Yakin Polisi Bakal Bekuk 3 Buronan Pembunuhan “Vina Cirebon”

Kompolnas Yakin Polisi Bakal Bekuk 3 Buronan Pembunuhan “Vina Cirebon”

Nasional
Menkes Sebut Efek Samping Vaksin AstraZeneca Terjadi di Wilayah Jarang Kena Sinar Matahari

Menkes Sebut Efek Samping Vaksin AstraZeneca Terjadi di Wilayah Jarang Kena Sinar Matahari

Nasional
PKS Terbuka Usung Anies dalam Pilkada Jakarta 2024

PKS Terbuka Usung Anies dalam Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Singgung Sejumlah PTN Terkait UKT, Kemendikbud: Justru UKT Rendah Tetap Mendominasi

Singgung Sejumlah PTN Terkait UKT, Kemendikbud: Justru UKT Rendah Tetap Mendominasi

Nasional
Dewas KPK Belum Diperiksa Bareskrim Terkait Laporan Nurul Ghufron

Dewas KPK Belum Diperiksa Bareskrim Terkait Laporan Nurul Ghufron

Nasional
Jokowi Berharap Meninggalnya Presiden Iran Tak Pengaruhi Harga Minyak Dunia

Jokowi Berharap Meninggalnya Presiden Iran Tak Pengaruhi Harga Minyak Dunia

Nasional
Fakta soal Istana Merdeka, Tempat Soeharto Nyatakan Berhenti dari Jabatannya 26 Tahun Lalu

Fakta soal Istana Merdeka, Tempat Soeharto Nyatakan Berhenti dari Jabatannya 26 Tahun Lalu

Nasional
Bobby Nasution Gabung Gerindra, Politikus PDI-P: Kita Sudah Lupa soal Dia

Bobby Nasution Gabung Gerindra, Politikus PDI-P: Kita Sudah Lupa soal Dia

Nasional
Kunjungi Pentagon, KSAD Maruli Bahas Latma dan Keamanan Pasifik dengan US Army

Kunjungi Pentagon, KSAD Maruli Bahas Latma dan Keamanan Pasifik dengan US Army

Nasional
Di WWF Ke-10, Jokowi Ungkap 3 Komitmen Indonesia untuk Wujudkan Manajemen Sumber Daya Air Terintegrasi

Di WWF Ke-10, Jokowi Ungkap 3 Komitmen Indonesia untuk Wujudkan Manajemen Sumber Daya Air Terintegrasi

Nasional
Terdakwa Sadikin Rusli Dituntut 4 Tahun Penjara Kasus Pengondisian BTS 4G

Terdakwa Sadikin Rusli Dituntut 4 Tahun Penjara Kasus Pengondisian BTS 4G

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com