Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana: Jika Pansus Rekomendasikan Bubarkan KPK, Presiden Jelas Menolak

Kompas.com - 13/09/2017, 15:21 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Presiden Joko Widodo tentang komitmennya untuk memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai belum cukup. Sejumlah aktivis antikorupsi serta pengamat politik dan hukum menilai, pernyataan Presiden harus disertai dengan tindakan nyata.

Diketahui, sejumlah kegiatan yang dilakukan Panitia Khusus KPK di DPR belakangan dinilai untuk memperlemah KPK. Pihak Istana pun meluruskan perspektif tersebut.

Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi Saptopribowo menegaskan bahwa Presiden bukan tidak mau mengintervensi Pansus KPK.

Namun, Presiden tidak bisa mencampuri kewenangan legislatif. Sebab, proses yang dilaksanakan Pansus KPK merupakan wewenang para wakil rakyat, bukan eksekutif.

(Baca: Jokowi Dianggap Hanya Bicara, tapi Tak Bertindak Perkuat KPK)

"Presiden didesak menghentikan kerja Pansus. Presiden bukan tidak mau mengintervensi. Presiden bukan tidak peduli terhadap kerja-kerjanya Pansus. Tapi secara tata negara tidak bisa. Presiden tidak memiliki kewenangan masuk ke ranah legislatif," ujar Johan kepada Kompas.com, Rabu (13/9/2017).

Meski demikian, Johan mengakui bahwa tidak menutup kemungkinan seorang Presiden sebenarnya bisa saja melakukan intervensi semacam itu. Mengenai komitmen Presiden Jokowi memperkuat KPK, lanjut Johan, dapat dilihat ketika Pansus KPK menyelesaikan tugasnya.

Jika selesai berproses, Pansus akan menyerahkan sjeumlah rekomendasi kepada Presiden Jokowi.

"Misalnya ada rekomendasi Pansus yang ditujukan ke Presiden di mana membubarkan KPK misalnya, ini misalnya ya, Presiden jelas tidak akan setuju, menolak," ujar Johan.

 

(Baca: Menanti Langkah Konkret Jokowi untuk Penguatan KPK...)

"Pada tahap inilah publik bisa mengukur komitmen Presiden dalam memperkuat KPK, ketika ada proses yang merupakan domain eksekutif. Baru bisa dilihat, Presiden komitmen atau tidak dengan pernyataannya," lanjut dia.

Ketika ditanya apa yang akan dilakukan Presiden jika rekomendasi Pansus adalah revisi UU KPK, Johan belum bisa menjawab. Sebab, eksekutif tentunya harus melihat isi revisi UU KPK terlebih dahulu.

"Kami akan lihat terlebih dahulu rekomendasinya seperti apa. Tunggu rekomendasinya saja," ujar Johan.

Kompas TV Rapat dengar pendapat (RDP) yang dilakukan Komisi III DPR dengan KPK terasa mirip dengan panitia khusus terhadap KPK.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com