Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Gedung DPR yang Dinilai Sudah Tidak Layak...

Kompas.com - 26/08/2017, 18:43 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

Lift kerap rusak

Sejumlah anggota dan staf ahli juga kerap mengeluhkan kondisi lift Gedung Nusantara I. Selain kerap rusak dan mati, beberapa dari mereka juga pernah mengalami lift anjlok.

Staf Anggota Fraksi Nasdem Ali Umri, Yunita menyampaikan, cerita soal lift anjlok sudah sering didengarnya, terutama lift untuk anggota dewan. Tak hanya anjlok namun juga macet.

"Takutnya kan pas lagi di atas anjlok," ucap dia.

Sementara itu, anggota Fraksi PPP Arsul Sani mengaku pernah mengalami lift macet. Saat itu, ia terjebak dalam lift selama kurang lebih lima menit. Kondisi lift yang seperti saat ini sering membuatnya was-was dan selalu berdzikir saat naik lift.

Anggota Komisi III DPR itu menuturkan, dirinya pernah mendapatkan cerita lift anjlok, salah satunya dialami oleh Ketua Fraksi Partai Gerindra sekaligus Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani.

Muzani yang saat itu tengah bersama Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria mengalami lift anjlok dari lantai satu ke basement. Meski hanya satu lantai, namun peristiwa tersebut cukup membuat stres.

"Tiba-tiba gedebuk. Apa itu, ternyata lift. Satu lantai pun lumayan tinggi. Stres juga," tutur Arsul.

Ketua MKD Sufmi Dasco Ahmad beberapa waktu lalu juga sempat berencana memanggil Ketua BURT dan Sekjen DPR untuk menjelaskan perihal rencana pembangunan gedung.

Kondisi lift yang kerap mengalami anjlok membuat was-was banyak anggota. Bahkan ada yang hingga melaporkannya ke MKD.

"Ada laporan masuk ke MKD, ini ada yang udah mau mati," ucap Dasco.

Ia pun pernah mengalami lift rusak sebanyak tiga kali. Salah satunya sebelum Lebaran 2017. Ia bersama dengan anggota Komisi III DPR dari Fraksi PAN terjebak dalam lift.

"Kami mau kaji, karena sudah beberapa kali, sering. Mau mati juga masalahnya. Kayak saya sudah tiga kali," ucap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Sebelumnya, DPR mengajukan usulan anggaran sebesar Rp 7,2 triliun. Namun hanya Rp 5,7 triliun yang masuk ke dalam pagu anggaran DPR Tahun 2018. Angka ini naik sekitar Rp 1,4 triliun dari anggaran Tahun 2017, yakni Rp 4,2 triliun.

Penambahan anggaran dialokasikan salah satunya untuk merealisasikan pembangunan gedung baru DPR. Proyek yang rencananya dimulai tahun 2018 itu akan menggunakan sistem anggaran tahun jamak (multiyears).

Tak hanya DPR, DPD juga berencana membangun gedung baru. Berdasarkan maket yang telah disepakati tiga pimpinan lembaga, gedung baru DPR rencananya akan dibangun di sebelah Gedung Nusantara I DPR saat ini.

Sedangkan Gedung DPD rencananya akan dibangun di lahan lahan parkiran depan Gedung Sekretariat Jenderal DPR.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengimbau agar anggota dewan memerhatikan prinsip efisiensi penggunaan anggaran, yang dinilainya sangat penting.

(Baca: Rencana Gedung Baru DPR, Sri Mulyani Ingatkan Prinsip Efisiensi)

Menurut Sri Mulyani, jangan sampai pembangunan gedung baru sudah dianggarkan, namun nantinya tidak dilaksanakan lantaran adanya banyak reaksi negatif dari masyarakat.

"Kami dari pemerintah, jangan sampai kami sudah anggarkan dan secara politis tidak dilaksanakan. Dari efisien anggaran itu penting," kata Sri Mulyani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/8/2017). 

(Baca juga: Agar Tak Ada Kecurigaan, Gedung Baru DPR Sebaiknya Dibangun Pemerintah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com