JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, diperkirakan bakal berlabuh ke Partai Golkar, setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menyatakan mereka tidak lagi menganggap keduanya sebagai kader.
Menurut Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro, hubungan Jokowi dan Golkar belakangan ini memang harmonis dan tidak menutup kemungkinan bakal menjadi "kendaraan baru" dalam urusan politik.
"Secara personal, saat ini Keluarga Solo (Jokowi) dekat atau intim dengan Partai Golkar. Apalagi kualitas Golkar sebagai partai setara dengan PDI-P," kata Agung saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (3/5/2024).
Faktor lain yang membuat Jokowi kemungkinan akan berlabuh ke Partai Golkar adalah hubungan saling membutuhkan antara kedua belah pihak.
Baca juga: Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra
"Secara elektoral baik Keluarga Solo maupun Golkar sementara ini berelasi mutual atau saling membutuhkan," ujar Agung.
Agung mengatakan, keluarga Jokowi membutuhkan kendaraan politik buat mempertahankan pengaruhnya pasca tak lagi di PDI-P.
"Sementara di sisi Golkar, butuh figur-figur baru untuk semakin mendongkrak elektabilitas partai. Menimbang Keluarga Solo memiliki basis massa di Solo Raya yang selama ini dikenal 'Kandangnya Banteng'," papar Agung.
Sebelumnya diberitakan, Gibran yang merupakan wakil presiden terpilih menyatakan sudah menyiapkan peta jalan politik. Sebab saat ini Gibran tidak bergabung ke partai politik manapun setelah tidak diakui oleh PDI-P.
Baca juga: Sebut Jokowi Kader Mbalelo, Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan
"Ya kita sudah menyiapkan road map ke depan. Arahnya ke mana, ikut perahunya siapa, sudah kita siapkan," kata Gibran, saat di KPU Kota Solo, pada Kamis (2/5/2024).
Akan tetapi, Gibran membantah sudah bergabung menjadi kader Golkar.
"Loh, kalau kami, saya pribadi, baik dengan semua partai. Bahkan, dengan teman-teman PDI-Perjuangan," ujar dia.
Dia juga mengaku pihaknya juga berteman dan saling memberi kabar dengan kader partai politik lain.
"Sekali lagi, kami masih berteman baik, masih saling memberikan masukan dan masih WhatsApp," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.