Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaduh Isu PKI Setiap Jelang 30 September, Wakil Ketua DPR: Seperti Penyakit Tahunan

Kompas.com - 30/09/2021, 15:40 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Lodewijk F Paulus mengatakan, isu Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan penyakit tahunan yang selalu muncul setiap menjelang tanggal 30 September.

Lodewijk mengatakan, peristiwa Gerakan 30 September (G30S) memang merupakan sejarah yang menjadi pelajaran pahit bagi bangsa Indonesia tetapi bukan berarti hal itu mesti selalu diributkan setiap tahunnya.

"Jangan juga menjadi alasan itu kita selalu gaduh setiap masuk tanggal hari ini. Ini seperti penyakit tahunan jadinya, setiap mau tanggal 30 gaduh dengan isu yang sama. Coba, ada isu baru enggak, tidak ada, tapi selalu digulirkan setiap menjelang tanggal 30 September," kata Lodewijk di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (30/9/2021).

Baca juga: Survei Median: Isu Kebangkitan PKI Masih Dipercaya Konstituen Partai Koalisi Pemerintah

Lodewijk mengatakan, tudingan yang menyebut bahwa TNI telah disusupi oleh PKI mesti didasari oleh fakta yang kuat.

Menurut Lodewijk, tudingan itu tidak bisa didasari hanya dari adanya pembongkaran patung sejarah penumpasan G30S/PKI tetapi harus berdasarkan kajian akademis.

"Jadi tentunya tolok ukur dari suatu institusi apalagi TNI disusupi yang dikatakan PKI, tentunya kita harus kaji lebih mendalam sehingga tidak membuat gaduh tentang kondisi kebangsaan," kata sekretaris jenderal Partai Golkar itu.

Sementara itu, kata Lodewijk, TNI juga menerapkan tes ideologi dalam setiap rekrutmen prajurit TNI, baik itu tamtama, bintara, maupun perwira.

"Jadi sistem kita sudah ada TNI untuk mendeteksi itu dari awal proses rekrutmen. Kemudian juga di satuan ada namanya pembinaan satuan, pembinaan mental, itu semua terdeteksi, memang ada proses seleksi alam yang nanti kita lihat apakah betul seperti itu," ujar mantan komandan jenderal Komando Pasukan Khusus tersebut.

Baca juga: G30S/TWK dan Nasib 57 Pegawai KPK di antara Jenderal dan Komjen Polri...

Isu PKI kembali bergulir setelah mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyebut TNI telah disusupi PKI dengan bukti dibongkarnya patung-patung sejarah penumpasan G30S/PKI di Museum Dharma Bhakti.

"Ini berarti sudah ada penyusupan di dalam tubuh TNI," ujar Gatot dalam diskusi virtual bertajuk "TNI Vs PKI", Minggu (26/9/2021).

Pangkostrad Letnan Jenderal Dudung Abdurachman membantah tudingan Gatot.

Menurut dia, pembongkaran patung tersebut sesuai permintaan penggagasnnya, yaitu Pangkostrad ke-34 Letjen TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution.

"Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," ujar Dudung, dalam keterangan tertulis, Senin (27/9/2021).

Adapun ketiga patung tersebut adalah mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal (Purn) TNI AH Nasution, mantan Panglima Kostrad Mayjen (Purn) TNI Soeharto, dan mantan Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Kolonel Inf (Purn) Sarwo Edhie Wibowo.

Baca juga: Spanduk Tolak Nobar G30S/PKI Juga Muncul di Menteng, Ini Penjelasan Kapolsek

Ketiganya merupakan tokoh Angkatan Bersenjata sebagai penumpas Gerakan 30 September/PKI (G30S/PKI) 1965.

Dudung menegaskan, tidak adanya patung diorama di Museum Dharma Bhakti bukan berarti mengindikasikan TNI AD telah disusupi PKI.

"Itu tudingan yang keji terhadap kami," ucap Dudung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com