Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemlu Telusuri Informasi ABK WNI Dilarung di Laut Somalia

Kompas.com - 18/05/2020, 09:00 WIB
Dani Prabowo,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri menelusuri informasi soal pelarungan Anak Buah Kapal (ABK) Indonesia dari kapal asing.

Diketahui, informasi tersebut ramai diperbincangkan di media sosial Facebook.

"Kementerian Luar Negeri mengikuti beredarnya video kejadian pelarungan jenazah ABK dari kapal penangkap ikan di sebuah akun facebook," demikian tulis keterangan resmi Kemlu, Minggu (17/5/2020).

Baca juga: Tiga Agen ABK WNI Kapal Long Xing 629 Jadi Tersangka Perdagangan Orang

Informasi tersebut bermula dari video yang diunggah oleh akun bernama Suwarno Canö Swe, Sabtu (16/5/2020).

Dalam unggahan, disebutkan bahwa jenazah merupakan ABK asal Indonesia yang dilarung di perairan Somalia.

Disebutkan pula bahwa ABK itu bekerja di kapal Luqing Yuan Yu 623.

"Dalam rangka mengkonfirmasi informasi tersebut, Kemlu RI telah menghubungi berbagai pihak baik beberapa asosiasi pelaut dan perusahaan agen pengiriman ABK termasuk pemilik akun facebook untuk mendapatkan informasi lanjutan," tulis Kemlu.

Baca juga: Kemenlu Ungkap Kendala Lindungi ABK di Luar Negeri, Salah Satunya Tak Punya Data Akurat

Menlu Retno LP Marsudi pun juga telah meminta Duta Besar RI di Beijing dan Nairobi untuk mencari informasi lebih detail mengenai kejadian ini kepada otoritas setempat di Tiongkok dan Kenya.

"Kementerian Luar Negeri bekerjasama dengan pihak Kepolisian RI dan kementerian lainnya yang terkait untuk juga menelusuri informasi ini," tutup keterangan itu.

Dilansir dari Tribunnews.com, ada tiga cuplikan video berdurasi 29 detik yang diunggah oleh akun tersebut.

Dalam video yang diunggah, tampak seorang ABK mengalami siksaan hingga tutup usia dan jasadnya dilarung ke laut.

Baca juga: Kepala BP2MI Menangis Saat Dengar Cerita ABK WNI, Mengapa?

Peristiwa itu diduga terjadi di kapal ikan berbendera China, Luqing Yuan Yu 623.

ABK asal Indonesia itu diduga bukan hanya mengalami siksaan, tetapi juga menjadi korban praktik perbudakan sekaligus penganiayaan dengan barang-barang keras.

Korban pun dikatakan mengalami kelumpuhan pada bagian kaki setelah menerima tendangan serta pukulan dari bahan kayu, besi dan botol kaca. Bahkan korban disebut juga menerima setruman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com