JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Mahkamah Agung Achmad Setyo Pudjoharsoyo mengakui, MA menerima banyak kritikan terkait kinerja para hakimnya.
Salah satunya, terkait putusan hakim yang dianggap tidak sesuai dengan keinginan masyarakat.
MA tak masalah mendapatkan kritik jika memang bertujuan membangun sistem peradilan yang lebih baik.
"Kami tidak pernah alegri dengan kritikan. Tapi harapannya, ini masukan yang memang bisa membangun untuk khususnya hakim, bukan kritikan yang mengarah intervensi secara langsung," ujar Achmad, dalam diskusi publik bertajuk "Mendukung Pengadilan yang Transparan dan Akuntabel", di Universitas Padjajaran, Bandung, Rabu (25/10/2017).
Achmad mengatakan, kritikan tersebut bukan asal kritik karena kehendaknya tidak terpenuhi, tanpa melihat apa yang terjadi dalam putusannya.
Masukan yang diberikan seharusnya disesuaikan dengan keadaan sebenarnya. Saat ini, MA tengah berbenah untuk membentuk peradilan yang akuntabel.
"Upaya MA yang sampai saat ini terus diupayakan jajaran MA dan aparat MA bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas," kata Achmad.
Upaya yang dilakukan, kata Achmad, antara lain mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga peradilan.
Saat ini, ia mengakui, peminat calon hakim dari perguruan tinggi sangat kecil. Jumlahnya hanya sekitar 0,6 persen.
"Tidak tahu apakah karena takut ditempatkan di pelosok Indonesia atau karena takut dikritisi masyarakat karena putusannya," kata Achmad.
"Kenyataannya, saat ini putusan badan peradilan banyak menimbulkan kritikan tajam masyarakat, termasuk dari kampus," lanjut dia.