Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua MA: Sebenarnya Kami Butuh 4000 Hakim, tetapi...

Kompas.com - 14/07/2017, 20:23 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Mahkamah Agung (MA), Hatta Ali mengatakan, rekrutmen calon hakim pengadilan yang digelar tahun ini untuk memenuhi kebutuhan hakim.

Saat ini, hakim-hakim yang ditempatkan di pengadilan tingkat pertama kelas II sejak 2011 tertahan. Sebab, selama enam tahun tidak bisa dipindahkan ke tempat lain lantaran belum ada hakim baru yang menggantikan.

Adapun jumlah hakim yang dibutuhkan sangat banyak. Sementara yang disetujui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk direkrut tahun 2017 adalah 1.684 orang.

"Sebenarnya kami butuh 4000 hakim, tapi sekarang ini yang diberikan (disetujui) baru 1.684," kata Hatta di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Jumat (14/7/2017).

Hatta melanjutkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menerbitkan surat keputusan untuk 86 pengadilan baru di berbagai wilayah. Akan tetapi, sampai sekarang belum bisa beroperasi karena tidak ada hakim yang bertugas di sana.

(Baca: Ada Lowongan Lebih dari 19.000 CPNS untuk MA dan Kemenkumham, Tertarik?)

Oleh karena itu, Hatta berharap rekrutmen hakim tahun ini dapat mengisi pengadilan-pengadilan tersebut.

"Mudah mudahan target 1.684 bisa terpenuhi, sehinga meringankan beban para hakim yang ada di daerah. Sebab, di daerah sudah sangat kekurangan hakim," kata Hatta.

Dikutip dari website MA, disebutkan bahwa pengumuman rekrutmen calon hakim 2017 akan dimulai pada Juli. Sementara pendaftarannya dimulai pada Agustus 2017 dan akan berlangsung selama dua minggu. Hasil pendaftaran diketahui pada bulan Desember 2017.

Adapun rangkaian seleksi meliputi Tes Kemampuan Dasar (TKD) dan Tes Kemampuan Bidang (TKB) dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Negara. Tes Kemampuan Bidang meliputi tes kemampuan materi/substansi hukum, psikotes, dan wawancara.

(Baca: MA: Rekrutmen Hakim Dimulai Pertengahan Juli)

Nantinya, peserta seleksi Calon Hakim yang dinyatakan diterima akan memasuki Pendidikan Pra Jabatan dan Pendidikan Calon Hakim Terpadu mulai tahun 2018. Pendidikan ini akan ditempuh selama 2 tahun.

Peneliti Lembaga Kajian dan Advokasi untuk Independensi Peradilan (LeIP ), Liza Farihah berharap proses seleksi calon hakim pengadilan oleh Mahkamah Agung (MA) dilakukan secara transparan. Liza menyarankan agar ada keterlibatan publik dalam proses seleksi.

"Jangan sampai transparansi dan keterbukaan yang dimaksud cuma sebatas mengumumkan semua tahapan seleksi," kata Liza saat dihubungi, Rabu (28/6/2017).

Kompas TV Pansus Angket KPK Temui Kapolri Minta Dukungan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' hingga Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" hingga Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com