JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi tetap mempekerjakan Reza Pahlevi sebagai sekretaris pribadinya.
Hal ini menyusul adanya kesalahpahaman yang dilakukan Reza sehingga sebuah surat muncul, berisi permintaan Yuddy agar Konsulat Jenderal RI di Sydney memfasilitasi anggota DPRD DKI Jakarta, Wahyu Dewanto.
"Reza itu bukan PNS, masih (dipekerjakan)," ujar Yuddy di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (7/4/2016).
Yuddy merasa, hal itu bukan kesalahan fatal. Dia tidak merasa dirugikan atas kesalahpahaman itu, apalagi sampai berniat membawa persoalan itu ke ranah hukum.
"Ah, enggak perlulah. Biasa saja. Namanya orang kan bisa keliru. Biasa saja," ujar dia.
Beberapa waktu lalu, sebuah foto beredar, menunjukkan surat berkop Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang berisi permintaan agar Konsulat Jenderal RI di Sydney memfasilitasi Wahyu Dewanto.
(Baca: Menteri Yuddy Disebut Minta Koleganya Ini Difasilitasi Selama "Berlibur" di Sydney)
Yuddy Chrisnandi meluruskan hal tersebut. Selain bahwa surat bukan dibuat atas instruksinya, Yuddy beralasan, surat tersebut bukan dibuat atas permohonan fasilitas bagi Wahyu dan keluarganya selama berada di Australia.
"Saya cek, surat yang diterima Reza (Sekretaris Pribadi Yuddy) ternyata bukan surat permohonan untuk fasilitas, tetapi itinerary, rencana perjalanan," kata Yuddy seusai melantik Deputi Bidang Pelayanan Publik di Kantor Kemenpan dan RB, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (4/4/2016).
Menurut Yuddy, Reza salah menginterpretasikan permohonan itu. (Baca: Soal Surat untuk KJRI Sydney, Menteri Yuddy Beri Peringatan ke Sekretarisnya)
Tak hanya Reza, staf Sekretaris Menpan dan RB juga salah menginterpretasi hal tersebut sehingga membuat surat seperti yang beredar di media sosial.