Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aboe Bakar Al Habsyi
Anggota DPR-RI

Anggota DPR RI Komisi III dan Sekjend DPP PKS

Netralitas dan Profesionalitas Polri, Pilar Kepercayaan Publik

Kompas.com - 01/07/2024, 09:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam era globalisasi dan digitalisasi, kejahatan semakin kompleks dan memerlukan keterampilan serta pengetahuan lebih spesifik.

Oleh karena itu, Polri harus terus beradaptasi dan memperbarui metode serta pelatihan untuk menghadapi tantangan baru ini.

Kepercayaan publik: Perspektif sosial dan psikologis

Kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian dapat dilihat melalui teori-teori kepercayaan sosial. Francis Fukuyama dalam bukunya "Trust: The Social Virtues and the Creation of Prosperity" menjelaskan bahwa kepercayaan sosial adalah fondasi bagi kohesi sosial dan keberhasilan institusi publik.

Kepercayaan ini dibangun melalui konsistensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam tindakan institusi tersebut.

Ketika Polri mampu menunjukkan transparansi dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil, serta bertanggung jawab atas kesalahan yang mungkin terjadi, kepercayaan publik dapat tumbuh.

Transparansi ini bisa diwujudkan melalui laporan tahunan yang terbuka, penyelesaian kasus yang adil, dan keterbukaan dalam proses rekrutmen dan promosi anggota Polri.

Robert Putnam dalam "Bowling Alone" juga mengungkapkan bahwa kepercayaan sosial meningkatkan partisipasi dan kolaborasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan kolektif.

Dalam konteks Polri, kepercayaan ini berarti masyarakat akan lebih cenderung untuk bekerja sama dengan polisi, melaporkan kejahatan, dan mendukung upaya penegakan hukum.

Kepercayaan yang tinggi akan memperkuat kemitraan antara Polri dan masyarakat, menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tertib.

Implikasi dari kepercayaan publik yang rendah terhadap Polri sangatlah besar. Ketika masyarakat tidak percaya pada institusi penegak hukum, mereka cenderung menghindari interaksi dengan polisi dan mencari keadilan melalui cara-cara yang tidak resmi atau bahkan ilegal.

Hal ini menciptakan lingkaran setan di mana ketidakpercayaan publik terus meningkat seiring dengan meningkatnya tindakan-tindakan yang tidak sah di masyarakat.

Sebaliknya, jika kepercayaan publik tinggi, masyarakat akan lebih cenderung untuk bekerja sama dengan Polri, melaporkan kejahatan, dan mendukung upaya penegakan hukum.

Ini akan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tertib, di mana hukum dihormati dan ditegakkan dengan adil.

Studi oleh Sunshine dan Tyler (2003) menunjukkan bahwa persepsi keadilan prosedural oleh polisi sangat berpengaruh terhadap kepercayaan dan kepatuhan masyarakat.

Jika masyarakat merasa bahwa polisi bertindak adil dan transparan, mereka akan lebih cenderung mematuhi hukum dan bekerja sama dengan penegak hukum.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya Polri untuk terus menjaga dan meningkatkan standar profesionalitas dan netralitasnya.

Penegakan hukum dan keadilan di Indonesia: Negara hukum

Indonesia adalah negara hukum, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945. Konsep negara hukum mengharuskan bahwa segala tindakan pemerintah dan institusi publik, termasuk Polri, harus didasarkan pada hukum.

Negara hukum juga menekankan prinsip supremasi hukum, di mana tidak ada satu pun yang berada di atas hukum, termasuk aparat penegak hukum itu sendiri.

Dalam konteks negara hukum, Polri memiliki peran krusial dalam menegakkan hukum dan memastikan keadilan bagi seluruh warga negara.

Polri harus bertindak sebagai penegak hukum yang adil, menjaga ketertiban umum, dan melindungi hak-hak asasi manusia.

Penegakan hukum yang adil dan konsisten akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap sistem hukum dan meningkatkan legitimasi pemerintah.

Penegakan hukum di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, termasuk korupsi, birokrasi yang kompleks, dan kurangnya sumber daya.

Polri sering kali berada di garis depan dalam menghadapi tantangan ini, dan bagaimana Polri menanganinya sangat memengaruhi persepsi publik terhadap penegakan hukum di Indonesia.

Kasus-kasus korupsi yang melibatkan aparat penegak hukum, termasuk anggota Polri, menciptakan dilema serius dalam penegakan hukum.

Masyarakat sering kali meragukan independensi dan integritas penegak hukum ketika melihat contoh-contoh penyalahgunaan wewenang.

Oleh karena itu, sangat penting bagi Polri untuk menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pemberantasan korupsi di dalam tubuhnya sendiri.

Selain itu, sistem birokrasi yang kompleks dan lambat sering kali menghambat proses penegakan hukum.

Reformasi birokrasi diperlukan untuk memastikan bahwa proses penegakan hukum dapat berjalan lebih efisien dan efektif.

Polri harus menjadi bagian dari reformasi ini, dengan mempromosikan transparansi dan akuntabilitas dalam setiap tindakannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tahapan Pilkada 2024 Dipastikan Tak Terganggu, Meski Ketua KPU Dipecat

Tahapan Pilkada 2024 Dipastikan Tak Terganggu, Meski Ketua KPU Dipecat

Nasional
Datangi Sekolah Partai, Megawati Bakal Pimpin Sumpah Jabatan Pengurus DPP PDI-P

Datangi Sekolah Partai, Megawati Bakal Pimpin Sumpah Jabatan Pengurus DPP PDI-P

Nasional
Delegasi Biro Komite Palestina PBB Berkunjung, Kemenlu: Indonesia Tekankan Tercapainya Gencatan Senjata

Delegasi Biro Komite Palestina PBB Berkunjung, Kemenlu: Indonesia Tekankan Tercapainya Gencatan Senjata

Nasional
SYL Akan Bacakan Pleidoi Sendiri Hari Ini

SYL Akan Bacakan Pleidoi Sendiri Hari Ini

Nasional
Puan Buka Peluang PDI-P Koalisi dengan PKB di Jakarta

Puan Buka Peluang PDI-P Koalisi dengan PKB di Jakarta

Nasional
LBH Apik Desak Mendikbudristek Pecat Hasyim Asy'ari dari Dosen PNS Undip

LBH Apik Desak Mendikbudristek Pecat Hasyim Asy'ari dari Dosen PNS Undip

Nasional
Hacker 'Giveaway' Kunci PDN hingga Dirjen Aptika Mundur, di Mana Menkominfo?

Hacker "Giveaway" Kunci PDN hingga Dirjen Aptika Mundur, di Mana Menkominfo?

Nasional
Dokter: Usia Prabowo Jadi Tantangan Operasi Cedera Kaki Kirinya

Dokter: Usia Prabowo Jadi Tantangan Operasi Cedera Kaki Kirinya

Nasional
Dorong Cawagub untuk Anies Dibahas Lagi, PKB: Kalau Seperti Pak Sohibul di Parpol Kami Banyak

Dorong Cawagub untuk Anies Dibahas Lagi, PKB: Kalau Seperti Pak Sohibul di Parpol Kami Banyak

Nasional
Dokter Ungkap Alasan Prabowo Baru Operasi Kaki Sekarang, padahal Cederanya 1980-an

Dokter Ungkap Alasan Prabowo Baru Operasi Kaki Sekarang, padahal Cederanya 1980-an

Nasional
KPK Selidiki Dugaan Korupsi Anggota BPK dan Komisi XI DPR RI

KPK Selidiki Dugaan Korupsi Anggota BPK dan Komisi XI DPR RI

Nasional
PKB Berharap Bisa 'Duduk Bareng' PDI-P Bahas Kelanjutan Rencana Koalisi pada Pilkada Jakarta

PKB Berharap Bisa "Duduk Bareng" PDI-P Bahas Kelanjutan Rencana Koalisi pada Pilkada Jakarta

Nasional
Wapres: Pemerintah Komitmen Perbaiki Industri Siber

Wapres: Pemerintah Komitmen Perbaiki Industri Siber

Nasional
Wapres: Isu Palestina Bukan soal Agama, tapi Politik dan Kemanusiaan

Wapres: Isu Palestina Bukan soal Agama, tapi Politik dan Kemanusiaan

Nasional
Kompleksnya Operasional Penerbangan Haji

Kompleksnya Operasional Penerbangan Haji

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com