Sebab, tidak sedikit aparat pemerintah, termasuk TNI dan Polri, yang kecanduan judi online hingga memakan korban.
Seperti diketahui, ada seorang polisi wanita di Mojokerto yang tega membakar suaminya karena kesal gaji ke-13 yang seharusnya untuk kebutuhan rumah tangga habis untuk judi online.
Baca juga: Menko Polhukam Minta Pimpinan TNI-Polri Awasi Anggota agar Tak Terjerat Judi Online
Selain itu, ada juga peristiwa anggota TNI dari Batalyon Kesehatan Divisi Infanteri I Kostrad dan Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Mobile RI-PNG Batalyon Infanteri 7 Marinir yang bunuh diri karena terlilit judi online.
“Kami mengimbau kepada seluruh pimpinan kementerian/lembaga, termasuk TNI-Polri juga kerap memberikan perhatian khusus kepada seluruh jajarannya supaya tidak terjebak judi online,” kata Hadi.
Mantan panglima TNI ini menegaskan, judi online penting untuk diberantas karena 80 persen pemain judi online adalah kalangan masyarakat bawah.
"Ini merupakan kajian dan kami mohon doanya bisa memberantas judi online ini sampai ke akar-akarnya bisa terlaksana dengan baik,” kata Hadi.
Dapat bansos
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy membuka peluang agar korban judi online masuk ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar menerima bantuan sosial (bansos).
"Kita sudah banyak memberikan advokasi mereka yang korban judi online ini, misalnya kemudian kita masukkan di dalam DTKS sebagai penerima bansos," kata Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis.
Baca juga: Klaim Sudah Bantu Korban Judi Online, Menko PMK: Mereka Dimasukkan Jadi Penerima Bansos
Pihaknya pun menyarankan Kementerian Sosial (Kemensos) untuk melakukan pembinaan kepada korban judi online yang mengalami gangguan psikososial.
Muhadjir mengatakan, judi online memiskinkan masyarakat.
"(Dampaknya) termasuk banyak yang menjadi miskin baru, itu menjadi tanggung jawab kita, tanggung jawab dari Kemenko PMK," ucap Muhadjir.
Mantan Menteri Pendidikan itu mengatakan, korban judi online tidak hanya dari kalangan masyarakat menengah ke bawah dan minum literasi, tetapi juga dari kalangan intelektual.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.