Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mukhijab
Dosen Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Dr. Mukhijab, MA, dosen pada Program Studi Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Widya Mataram Yogyakarta.

Jusuf Kalla Turun Gunung Lagi

Kompas.com - 22/01/2024, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JK mengakui ada peran dirinya dalam proses kepemilikan lahan itu. Ketika perusahaan kertas dililit kredit macet di Bank Mandiri, Prabowo menyatakan minat membeli.

Transaksi terjadi antara Prabowo dan Bank Mandiri, dan lahan yang dibeli sekitar 200.000 hektare dalam bentuk hutan tanaman industri.

Kehadiran sosok kharismatik, memiliki data, serta pengetahuan luas sekaliber JK menjadikan pertarungan wacana politik dan strategi kompetisi politik lebih dinamis.

Ketika JK diam, wacana pertahanan dan keamanan terdoktrinasi oleh pandangan petahana dan paslon capres dua.

Membahas dan mengkritisi persoalan kenegaraan yang substansial perlu kehadiran para begawan politik agar petahana dan capres yang didukungnya tidak merasa paling benar dan paling berhak menjadi kampiun demokrasi.

Para pendukung petahana dan lawan politik JK bisa saja menolak dan mengkritik mengapa JK harus turun gunung lagi dan meramaikan kompetisi politik dengan mendukung pasangan capres-cawapres satu.

Perimbangan dan konter politik dari sang begawan sangat perlu ketika ada kubu yang menggunakan segala cara untuk mempertahankan kekuasaannya.

Pemilu 2024 ini perlu menjadi perhatian serius agar produk demokrasi tidak menghasilkan kekuasaan yang anti-demokrasi, biasa dikenal diktator baru, new authoritarian, model otoriter lunak. Yakni kekuasaan yang menerapkan kekuasaan populis, tetapi mengangkangi kebebasan berekspresi, berpendapat, dan berpartisipasi, serta mengendalikan media.

JK memantik harapan baru agar masyarakat menggunakan akal sehat dalam menentukan pimpinan negara lima tahun ke depan.

JK ingin mengingatkan bahwa pemerintahan yang gelap mata (otoriter), kekuasaan yang serakah (overcapacity), dan anti-suksesi pernah terjadi pada masa lalu.

Bangsa Indonesia jangan sampai terjerembab dalam sistem kekuasaan yang senapas pada masa akhir Orde Lama dan Orde Baru.

Nabi Muhammad SAW mengatakan: “La yuldaghul mu’minu min juhrin waahidin marratain.
Kalian (orang yang percaya) tidak boleh jatuh ke satu lubang dua kali.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com