Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Fenomena "Bercyandya": Dari Bromo, MA, Demokrat, dan Kaesang

Kompas.com - 22/09/2023, 07:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dari usaha perkebunan sawitnya kurun waktu 2005 hingga 2020, Surya Darmadi telah menangguk keuntungan senilai Rp 2,38 triliun.

Pentas politik sarat “bercyandya”

Tidak hanya di panggung hukum, di pentas politik kini tengah dilanda “bercyandya”. Entah karena anaknya suka bercanda dalam kehidupan sehari-harinya, tidak urung kabar keputusan Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo untuk bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dianggap publik tengah bercanda.

Bayangkan saja, ayahnya yang bernama Jokowi bisa menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden sampai dua periode didukung penuh oleh PDI Perjuangan.

Tidak hanya ayahnya, kakak kandungnya bernama Gibran Rakabuming juga bisa mentas menjadi Wali Kota Solo berkat rekomendasi PDI Perjuangan.

Masih kurang? Kakak iparnya bernama Bobby Nasution juga disorong PDI Perjuangan menjadi Wali Kota Medan.

Apa tidak “bercyandya” jika di Pilpres 2024 nanti di antara keluarga Presiden Jokowi bisa “saling” serang di kampaye antarcapres?

PDI Perjuangan mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai capres, sementara PSI lebih cenderung mendukung Prabowo Subianto sebagai capres. Gibran dan Bobby bisa jadi mengampanyekan Ganjar, sementara Kaesang membela Prabowo.

Presiden Jokowi yang kader PDI Perjuangan, tentu saja mendukung capres yang diusung partainya.

Deman “bercyandya” tidak saja melanda keluarga Presiden Jokowi. Di partai Demokrat yang menggelar Rapimnas di Jakarta  (21/09/2023), kini resmi mendukung pencapresan Prabowo Subianto, setelah awalnya berada di koalisi pendukung Anies Baswedan.

Bayangkan saja, selama ini Demokrat begitu konsisten mengusung politik “perubahan” untuk mengkritisi rezim Jokowi, kini berbalik badan mendukung program-program kerakyatan Jokowi yang dijajakan Prabowo dan koalisinya.

Akibat dicampakkan Anies Baswedan dan Nasdem, Demokrat harus menelan ludah sendiri untuk bersekutu dengan partai-partai lain yang selama ini berada di koalisi pengusung Jokowi. Jargon perubahan kini menyaru rupa, berkelindan dengan Indonesia Maju.

Dari pembakar Gunung Bromo, para hakim MA yang menyunat hukuman, dari Kaesang dan Demokrat, kita tengah melihat kehidupan yang penuh “bercyandya”.

Di kala hidup tengah susah-susahnya, dari mahasiswa-mahasiswi yang saya ajar akhirnya saya baru menyadari.

Mereka sering ucapkan di kala senggang, tetapi begitu terkait dengan fenomena di panggung hukum dan pentas politik nasional kita sekarang ini: "Nggak usah mikirin omongan orang. Mereka aja ngomongnya nggak pakai pikiran."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Nasional
BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Nasional
Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Nasional
Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Nasional
PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com