Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Effendi Simbolon Peluk Hasto Kristiyanto Usai Beri Keterangan soal Sebut Prabowo Cocok Nakhodai RI

Kompas.com - 10/07/2023, 16:03 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen)  PDI-P Hasto Kristiyanto dan politikus PDI-P Effendi Simbolon berpelukan usai keduanya melakukan konferensi pers di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (10/7/2023) siang.

Konferensi pers ini untuk mengklarifikasi pernyataan Effendi Simbolon soal Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto cocok menakhodai Republik Indonesia (RI).

Pasalnya, pernyataan itu dipersepsikan oleh publik bahwa Effendi Simbolon tak sejalan dengan aturan PDI-P yang meminta semua kader mendukung bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo.

Keduanya berpelukan usai selesai menjawab pertanyaan wartawan. Awalnya, Hasto langsung menjabat tangan dan melakukan salam komando dengan Effendi.

Di samping kiri Hasto, turut mendampingi Ketua Badan Kehormatan DPP PDI-P Komarudin Watubun.

Baca juga: PDI-P Panggil Effendi Simbolon Jelaskan Maksud Undang Prabowo di Acara PSBI

Setelah melakukan salam komando dan diabadikan oleh semua awak media, Effendi Simbolon spontan memeluk Hasto.

Effendi Simbolon yang tak berseragam partai PDI-P itu pun memeluk Hasto dengan erat.

Kemudian, Hasto membalas pelukan anggota Komisi I DPR itu dengan hangat.

Baik Hasto maupun Effendi terlihat tersenyum. Setelahnya, mereka juga saling rangkul hingga meninggalkan ruangan konferensi pers.

Ditemui sembari berjalan menuju mobil, Hasto dan Effendi Simbolon sedikit melayani pertanyaan wartawan.

Baca juga: Panggil Effendi Simbolon, DPP PDI-P: Kalau Mau Jadi Orang Bebas, Jangan Berpartai

Saat itu, Effendi ditanya mengapa tak pakai baju partai. Ia mengklaim baju hitam yang dipakainya adalah baju partai.

"Ini baju partai," kata Effendi Simbolon.

Hasto turut ikut serta dalam pembicaraan itu dan menyebut bahwa baju yang dikenakan Effendi adalah baju baru.

"Ini baju baru, bukan baju bekas," ujar Hasto.

Kemudian, mereka terlihat berjalan memasuki satu mobil yang sama dan meninggalkan gedung Kantor DPP PDI-P.

Perlu diketahui, klarifikasi DPP PDI-P terhadap Effendi Simbolon berlangsung lebih kurang satu jam 20 menit. Hal ini dihitung saat Effendi tiba di kantor DPP pada pukul 12.53 WIB dan konferensi pers dimulai pukul 14.20 WIB.

Baca juga: Effendi Simbolon Dipanggil DPP PDI-P Usai Undang Menhan, Prabowo: Bukan Urusan Saya

Diketahui, DPP PDI-P memanggil Effendi Simbolon untuk dilakukan klarifikasi terkait pernyataan bahwa Prabowo Subianto merupakan sosok yang tepat menjadi nakhoda RI.

Padahal, PDI-P sudah menetapkan Ganjar Pranowo sebagai bakal capres.

Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa setelah Ketua Umum PDI-P Megawati menetapkan Ganjar Pranowo sebagai bakal capres maka semua kader PDI-P harus satu suara.

Jika ada kader yang tidak memberikan dukungan, maka DPP Bidang Kehormatan PDI-P akan melakukan tugasnya untuk menegakkan disiplin partai.

"Kedisplinan partai ini sesuatu yang sifatnya mutlak karena PDI Perjuangan adalah partai ideologi berdasadka Pancasila dan keputusan sudah diambil sehingga seluruhnya wajib," kata Hasto.

Sebelumnya diberitakan, Effendi Simbolon berbicara soal Prabowo tersebut ketika menghadiri Rakernas Punguan Simbolon dohot Indonesia (PSBI) di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (7/7/2023).

Baca juga: Soal Effendi Simbolon Dipanggil DPP PDI-P Usai Undang Prabowo, Gerindra: Masing-masing Partai Punya Mekanisme

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Nasional
Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas 'Montblanc' Isi Uang Tunai dan Sepeda 'Yeti'

Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas "Montblanc" Isi Uang Tunai dan Sepeda "Yeti"

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Nasional
Tiga Menteri Koordinasi untuk Tindak Gim Daring Mengandung Kekerasan

Tiga Menteri Koordinasi untuk Tindak Gim Daring Mengandung Kekerasan

Nasional
Gugat KPK, Indra Iskandar Persoalkan Status Tersangka Korupsi Pengadaan Kelengkapan Rumah Jabatan DPR

Gugat KPK, Indra Iskandar Persoalkan Status Tersangka Korupsi Pengadaan Kelengkapan Rumah Jabatan DPR

Nasional
Momen Presiden Jokowi Jamu Santap Malam dengan Delegasi KTT WWF Ke-10 di GWK

Momen Presiden Jokowi Jamu Santap Malam dengan Delegasi KTT WWF Ke-10 di GWK

Nasional
Sudah Diingatkan Malu kalau Kalah, Anies Tetap Pertimbangkan Serius Pilkada DKI Jakarta

Sudah Diingatkan Malu kalau Kalah, Anies Tetap Pertimbangkan Serius Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Kejanggalan Kematian Prajurit Marinir Lettu Eko Ketika Bertugas di Papua...

Kejanggalan Kematian Prajurit Marinir Lettu Eko Ketika Bertugas di Papua...

Nasional
Gugatan Praperadilan Sekjen DPR Lawan KPK Digelar 27 Mei 2024

Gugatan Praperadilan Sekjen DPR Lawan KPK Digelar 27 Mei 2024

Nasional
Penambahan Jumlah Kementerian dan Hak Prerogatif Presiden

Penambahan Jumlah Kementerian dan Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Saat Anies 'Dipalak' Bocil yang Minta Lapangan Bola di Muara Baru...

Saat Anies "Dipalak" Bocil yang Minta Lapangan Bola di Muara Baru...

Nasional
Anies Kini Blak-blakan Serius Maju Pilkada Jakarta, Siapa Mau Dukung?

Anies Kini Blak-blakan Serius Maju Pilkada Jakarta, Siapa Mau Dukung?

Nasional
Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Nasional
Kepada Warga Jakarta, Anies: Rindu Saya, Enggak? Saya Juga Kangen, Pengin Balik ke Sini...

Kepada Warga Jakarta, Anies: Rindu Saya, Enggak? Saya Juga Kangen, Pengin Balik ke Sini...

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com