JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, belum ditetapkan.
Koalisi Perubahan yang digagas Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah sepakat untuk menyerahkan ihwal bakal cawapres sepenuhnya ke Anies.
Katanya, sosok calon RI-2 itu bakal diumumkan sepulang Anies beribadah haji. Adapun Anies bertolak ke Tanah Suci sejak 22 Juni 2023 kemarin.
“Sepulang dari haji, Insyaallah beliau akan umumkan (cawapres)," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS sekaligus anggota Tim Delapan Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Muzzammil Yusuf, Jumat (23/6/2023).
Baca juga: Cawapres Anies Diumumkan Usai Pulang Haji, Yenny Wahid Masuk Bursa?
Belakangan, mencuat nama baru di bursa cawapres Anies, yakni putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid. Nama Yenny dimunculkan oleh Nasdem.
Bukan sekali ini saja sosok politisi perempuan mencuat sebagai kandidat cawapres Anies. Sebelumnya, nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga sempat masuk radar calon RI-2.
Lantas, bagaimana peluang keduanya? Mungkinkah Anies memilih Yenny Wahid atau Khofifah sebagai cawapresnya?
Nama Yenny Wahid baru-baru ini disebut oleh Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali. Dia mengaku mendorong Yenny menjadi bakal cawapres Anies.
Sebab, menurutnya, Yenny punya latar belakang mumpuni untuk bersanding dengan Anies pada pemilihan presiden mendatang.
Baca juga: Nasdem-Demokrat Tak Satu Suara Soal Cawapres Anies, PKS Pilih di Tengah
“Saya secara pribadi akan sangat bahagia jika Anies memilih dia, karena bukan lagi mandat saya sebagai wakil ketua umum partai, mandat itu ada sama Mas Anies,” ujar Ali kepada Kompas.com, Jumat (23/6/2023).
“Tapi sekali lagi, sebagai seorang sahabat dari Yenny, saya akan mengatakan sangat bahagia jika dia dipilih Anies jadi calon wakil presiden,” sambung dia.
Sebagai putri Gus Dur, Yenny dinilai mewarisi pemikiran ayahnya yang menjunjung tinggi pluralisme. Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga dianggap punya wawasan kebangsaan global dan sosok yang mewakili Nahdlatul Ulama (NU).
“Memiliki kemampuan berdiplomasi yang luar biasa, dia mewakili gender, dia bisa kita katakan mewakili Nahdlatul Ulama karena di darah dia mengalir darah pendiri Nahdlatul Ulama,” ujar Ali.
Meski menyerahkan keputusan pemilihan bakal cawapres pada Anies, menurut Ali, Yenny bisa menjadi figur pelengkap untuk memikat konstituen.
“Sehingga, naif kalau kita katakan Yenny Wahid itu tidak menjadi salah satu orang yang dipandang pantas mendampingi Mas Anies,” tuturnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.