Diketahui, saat ini PAN telah membentuk koalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Golkar.
Baca juga: Jokowi Puji PAN yang Libatkan Banyak Anak Muda
Pada kesempatan yang sama, Jokowi juga turut mengapresiasi kinerja Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di pemerintahan. Diketahui, Zulkifli merupakan Menteri Perdagangan di kabinet.
Menurut Presiden, di bawah kepemimpinan Zulkifli, Kementerian Perdagangan mampu mencatatkan nilai perdagangan Indonesia yang surplus akhir-akhir ini.
Padahal, dalam beberapa waktu terakhir, nilai perdagangan Indonesia selalu minus terhadap negara lain.
"Coba dilihat di tahun 2022, kita surplus 54 miliar Dolar AS. Itu kalau dirupiahkan Rp 831 triliun. Menteri Perdagangannya siapa coba. Menteri perdagangannya siapa, jawab? Bapak Zulkifli Hasan," ujar Jokowi.
Presiden pun menyebutkan, nilai perdagangan Indonesia tahun ini kemungkinan bisa lebih besar dari sebelumnya.
Baca juga: Di Rakornas PAN, Ganjar Sebut IKN sebagai Masa Depan Indonesia
Selain itu, Jokowi pun mengungkapkan, nilai perdagangan Indonesia dengan berbagai negara, yakni Amerika Serikat, India dan China saat ini mengalami surplus.
Menurutnya, Zulkifli punya andil dalam situasi ini.
"Apa yang ingin saya sampaikan, sekali lagi ini karena menteri perdagangannya dari PAN," tambah Jokowi.
Selain itu, Jokowi turut menyinggung kinerja yang telah dilakukan pemerintahannya selama delapan tahun terakhir.
Ia mengklaim sudah banyak perubahan yang terjadi selama masa pemerintahannya. Sehingga, ia berharap, perubahan positif yang telah dilakukan dapat tetap dilanjutkan.
"Ke depan memang harus kita lanjutkan perubahan- perubahan yang telah kita lakukan," tegasnya.
Baca juga: Jokowi Komentari Rakernas PAN Digelar di Semarang: Oh Strategi Dekati Pak Ganjar, Ini Sudah Betul
Adapun beberapa capaian yang disampaikan Jokowi, salah satunya pembangunan Indonesia yang kini sudah tidak Jawa-sentris. Hal itu terlihat dari berbagai pembangunan infrastruktur di luar Pulau Jawa.
"Misalnya jalan tol, bandara sudah siap di luar Jawa, dihubungkan dengan kawasan industri, kawasan perkebunan, kawasan pertanian, kawasan pariwisata," kata Jokowi.
"Kemudian investasi menjadi bergeser. Dulu 70-30, selalu investasi di Jawa 70 (persen), sekarang sudah bergeser 53 persen itu di luar Jawa bukan di Jawa lagi," lanjutnya.