Salin Artikel

Jokowi di Workshop PAN: Singgung Dekati Ganjar hingga Jangan Salah Pilih Koalisi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengapresiasi langkah Partai Amanat Nasional yang menggandeng kelompok milenial berusia di bawah 40 tahun untuk menjadi kader. 

Presiden menyampaikan hal itu saat memberikan sambutan pada Workshop Nasional PAN yang digelar di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (26/2/2023).

Secara khusus, Presiden menyoroti perolehan suara PAN yang tak mendapat satu pun kursi di Jawa Tengah saat pemilihan legislaitf pada Pemilu 2019 lalu.

Sehingga, Presiden berpandangan bahwa PAN perlu menyiasati hal itu agar partai yang dipimpin Zulkifli Hasan itu bisa kembali memperoleh kursi di DPR.

"Nanti tahun 2024 saya akan buka lagi. Jawa tengah sudah bangkit apa belum? Masak dari 8 (suara) kemudian kosong, ini mesti ada sesuatu yang harus disesuaikan," kata Jokowi.

Menurut Kepala Negara, langkah PAN menggandeng selebritis Verrel Bramasta dan pegiat media sosial asal Jawa Timur, Tom Lee, sebagai kader merupakan langkah yang tepat. 

Pada Pemilu 2024 mendatang, pemilih akan didominasi oleh kalangan milenial berusia di bawah 40 tahun.

"Milih milih seperti ini PAN sangat, sangat jeli, saya melihat," pujinya.

Dalam kesempatan itu, Jokowi sempat bertanya alasan PAN menggelar Workshop Nasional di Jawa Tengah. Walaupun pada akhirnya Jokowi mengaku telah menemukan jawabannya, yakni, menurutnya, agar PAN bisa mendekati Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

"Jawabannya saya sudah punya sekarang, jawabannya sudah punya. Strateginya, ooh ini strategi, sudah. Mendekati pak Ganjar. Mendekati bupati, wali kota (di Jawa Tengah)," ungkap Jokowi.

"Udah betul, selain basisnya tentu saja basisnya, tadi menyebut Pak Ketua PWM (Perwakilan Wilayah Muhammadiyah). Ya bener," lanjutnya.

Jangan salah pilih koalisi

Di sisi lain, Jokowi juga mengapresiasi PAN yang terus mendekatkan diri dengan berbagai pihak dalam menghadapi Pemilu 2024. Upaya membangun kerja sama ini penting dilakukan, alih-alih membangun politik pecah.

Presiden pun turut mengimbau PAN agar tidak salah langkah dalam membangun koalisi untuk menghadapi pemilu.

"Koalisi itu penting. Jangan salah memilih koalisi," kata Jokowi.

"Yang paling penting perkuat kerja sama kebangsaan kita sehingga persatuan kita tetap terjaga, kesatuan kita tetap terjaga," tambahnya.

Diketahui, saat ini PAN telah membentuk koalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Golkar. 

Pada kesempatan yang sama, Jokowi juga turut mengapresiasi kinerja Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di pemerintahan. Diketahui, Zulkifli merupakan Menteri Perdagangan di kabinet.

Menurut Presiden, di bawah kepemimpinan Zulkifli, Kementerian Perdagangan mampu mencatatkan nilai perdagangan Indonesia yang surplus akhir-akhir ini.

Padahal, dalam beberapa waktu terakhir, nilai perdagangan Indonesia selalu minus terhadap negara lain.

"Coba dilihat di tahun 2022, kita surplus 54 miliar Dolar AS. Itu kalau dirupiahkan Rp 831 triliun. Menteri Perdagangannya siapa coba. Menteri perdagangannya siapa, jawab? Bapak Zulkifli Hasan," ujar Jokowi.

Presiden pun menyebutkan, nilai perdagangan Indonesia tahun ini kemungkinan bisa lebih besar dari sebelumnya.

Selain itu, Jokowi pun mengungkapkan, nilai perdagangan Indonesia dengan berbagai negara, yakni Amerika Serikat, India dan China saat ini mengalami surplus.

Menurutnya, Zulkifli punya andil dalam situasi ini.

"Apa yang ingin saya sampaikan, sekali lagi ini karena menteri perdagangannya dari PAN," tambah Jokowi.

Minta lanjutkan pembangunan dan hilirisasi

Selain itu, Jokowi turut menyinggung kinerja yang telah dilakukan pemerintahannya selama delapan tahun terakhir. 

Ia mengklaim sudah banyak perubahan yang terjadi selama masa pemerintahannya. Sehingga, ia berharap, perubahan positif yang telah dilakukan dapat tetap dilanjutkan.

"Ke depan memang harus kita lanjutkan perubahan- perubahan yang telah kita lakukan," tegasnya.

Adapun beberapa capaian yang disampaikan Jokowi, salah satunya pembangunan Indonesia yang kini sudah tidak Jawa-sentris. Hal itu terlihat dari berbagai pembangunan infrastruktur di luar Pulau Jawa.

"Misalnya jalan tol, bandara sudah siap di luar Jawa, dihubungkan dengan kawasan industri, kawasan perkebunan, kawasan pertanian, kawasan pariwisata," kata Jokowi.

"Kemudian investasi menjadi bergeser. Dulu 70-30, selalu investasi di Jawa 70 (persen), sekarang sudah bergeser 53 persen itu di luar Jawa bukan di Jawa lagi," lanjutnya.

Kedua, lanjut Jokowi, pembangunan selama delapan tahun bergeser dari kota-sentris menuju desa-sentris.

"Apa buktinya? Sampai sekarang dari 74.800 desa yang kita miliki, kita telah gelontorkan Rp 470 triliun dana desa. Ini komitmen menggeser dari kota sentris menuju ke desa sentris," tutur mantan Wali Kota Solo itu.

Selain itu, Presiden Jokowi juga menyinggung soal kriteria pemimpin masa depan yang akan menggantikan dirinya.

Jokowi menegaskan, apapun risikonya, pemimpin Indonesia nanti harus berani melanjutkan program hilirisasi bahan mentah.

"Apapun risikonya pemimpin Indonesia berikutnya harus berani dan tetap hilirisasi ini diteruskan," kata Jokowi.

Kepala Negara melanjutkan, hilirisasi berbagai bahan mentah yang dimiliki Indonesia mampu membuka lapangan kerja yang luas.

Selain itu, pajak dari hasil hilirisasi menguntungkan bagi penerimaan negara.

"Dari penerimaan negara itulah kita bisa membiayai pembangunan di desa, kita bisa menganggarkan bantuan sosial, jadi alurnya seperti itu," ungkap Jokowi.

"Dampak hilirisasi itu luar biasa besarnya. Kalau ini semua bahan-bahan mentah semua bisa kita hilirisasi PDB bisa melompat ke angka 11.000 triliun. Lapangan kerja yang akan terbentuk bisa 10,5 juta," jelasnya.

https://nasional.kompas.com/read/2023/02/27/08085281/jokowi-di-workshop-pan-singgung-dekati-ganjar-hingga-jangan-salah-pilih

Terkini Lainnya

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke