JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar enggan menanggapi panjang permintaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) agar PKB tidak menarik nahdliyin ke dalam politik praktis.
Menurutnya, pernyataan itu tak merepresentasikan sikap PBNU.
“Itu staf yang ngomong. Tidak usah ditanggapi. Level staf,” ucap Muhaimin ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (3/2/2023).
Baca juga: PBNU dan PKB Kian Panas, Mars 1 Abad NU Kini Dipersoalkan karena Dipolitisasi
Sebelumnya, Ketua Bidang Keorganisasian PBNU, Ishfah Abidal Aziz meminta PKB berpolitik dengan jujur. Ishfah enggan NU dianggap milik partai politik (parpol) tertentu.
Hal itu disampaikan menanggapi mars perayaan 1 abad PBNU yang digubah oleh mustasyar sekaligus mantan Rais Aam PBNU, Ahmad Mustofa Bisri, sebagai suara latar unggahan akun Instagram DPP PKB.
Muhaimin lantas mempertanyakan komentar tersebut.
Baca juga: Perselisihan dengan PBNU Berlanjut, Kerja Politik PKB Jelang Pemilu Bisa Terganggu
Ia tetap menyiratkan bahwa PBNU memiliki ikatan dengan PKB.
“Siapa yang ngomong gitu? Enggak ada. Yang ngomong siapa dulu? Jangan-jangan partai lain? PBNU tuh afiliasinya ke partai mana?,” imbuhnya.
Diketahui belakangan hubungan antara PKB dan PBNU memanas akibat persoalan mars 1 abad PBNU.
Ishfah pun sempat menuding PKB berupaya untuk memanipulasi hak atau keputusan warga NU.
Baca juga: Cak Imin Sebut Watak NU adalah Kekuatan Politik, PBNU Geram: Tidak Benar!
Sementara itu Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid meminta PBNU tak mengabaikan sejarah.
Ia menyatakan PKB terbentuk karena diinisiasi sejumlah ulama NU dan pengurus PBNU era kepemimpinan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Justru yang perlu diwaspadai itu adalah para penumpang gelap yang menyusup di tubuh PBNU," ujar Jazilul.
"Karena mereka itu yang sering mengatasnamakan NU untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya," sambungnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.