Dengan begitu, Ganjar tinggal menggandeng sosok Airlangga Hartarto atau Prabowo Subianto sebagai cawapres.
Terkait koalisi, PDI-P disebut Agung bisa saja bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) atau Koalisi Indonesia Raya (KIR).
Ia mengatakan, KIR yang digagas Gerindra-PKB sebenarnya lebih berpeluang menang ketimbang KIB, jika Anies tidak maju.
Apabila Anies tidak maju, kata Agung, peluang Puan Maharani dimajukan PDI-P juga semakin besar.
"Tapi, bila Anies tak jadi maju, maka opsi Puan untuk dimajukan membesar. Dan di titik ini nama Prabowo menjadi relevan. Sehingga Gerindra, baik sebagai partai atau ketika melebur dalam KIR menjadi bagian penting bagi PDI-P karena dapat lebih fleksibel memenangkan," ujar Agung.
Baca juga: PKS Sebut Deklarasi Koalisi Perubahan Tunggu Langkah PDI-P Umumkan Capres
Sementara itu, Agung mengingatkan PDI-P harus mampu menjembatani keinginan partai, Puan, dan Ganjar jika ingin menang pemilu tiga kali berturut-turut atau hattrick.
Sebab, bila ketiganya terbelah dalam Pemilu 2024, maka kekalahan salah satu di pentas elektoral, yakni pileg atau pilpres membesar atau bahkan kalah kedua-duanya semakin terbuka.
"Otomatis perlu dicari solusinya apakah dengan memunculkan duet Ganjar-Puan atau membagi peran strategis agar keduanya tetap mampu memperkuat partai secara internal-eksternal. Misalnya, dengan skema Ganjar menjadi capres dan Puan menjadi Ketum PDIP pasca Ibu Mega," kata Agung.
Baca juga: Megawati Bakal Umumkan Capres PDI-P pada 2023
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.