Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabatan Panglima TNI Dinilai sebagai Simbol Kekuatan Politik Presiden

Kompas.com - 29/11/2022, 19:25 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Co Founder Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) Edna Caroline Pattisina menilai jabatan Panglima TNI sebagai simbol kekuatan politik Presiden.

Meski di satu sisi, menurutnya, jabatan itu sebenarnya tak dibutuhkan untuk dinamika situasi keamanan Indonesia saat ini.

“Karena tentara kita masih tradisional ya. Sebenarnya kalau kita mau jujur untuk melakukan review ulang, sebenarnya jabatan Panglima TNI itu enggak diperlukan,” papar Edna dalam program Gaspol! di YouTube Kompas.com, Selasa (29/11/2022).

Baca juga: GASPOL! Hari Ini: Jokowi Tunjuk Yudo Margono Calon Panglima TNI, Prestasi atau Politis?

“Tapi kemudian kita merujuk pada sejarah. Jadi jabatan panglima selalu ada, sebenarnya jabatan panglima itu yang kemudian dipegang sebagai kekuatan politik Presiden,” tuturnya.

Dalam pandangan wartawan senior Harian Kompas itu, posisi Panglima TNI relevan ketika negara dalam kondisi perang.

“Nah kita enggak dalam posisi perang kan,” ucap dia.

Namun jabatan Panglima TNI menjadi relevan karena berbagai peran tentara untuk masyarakat.

Baca juga: Jadwal Fit and Proper Test KSAL Yudo Jadi Panglima TNI Belum Pasti, Ini Alasannya

Ia menjelaskan, prajurit TNI sering dibutuhkan untuk membantu persoalan masyarakat sehari-hari, seperti pada saat menghadapi pandemi Covid-19 dan bencana alam.

“Itu peran TNI sangat penting bahkan sebenarnya lebih penting dari seharusnya. Contohnya Covid-19, harusnya yang ada di depan itu dokter dan Kementerian Kesehatan, tapi terjadi masalah segala macam akhirnya TNI yang ada di depan, itu harus diakui,” ungkapnya.

Dekatnya TNI dengan masyarakat akhirnya membuat siapapun yang menjadi Presiden merasa perlu menjadikan TNI sebagai kekuatan politik.

Situasi itu terbentuk akibat pola Orde Baru yang menjadikan tentara sebagai alat pemerintah mengatur masyarakat.

Baca juga: Jokowi Ungkap Alasan Pilih Yudo Margono Jadi Calon Panglima: Rotasi Matra

“Apalagi kita merujuk Orde Baru ya, itu kan Angkatan Darat (AD) yang menjadi alat Presiden Soeharto,” ucap Edna.

Diketahui Presiden Joko Widodo telah memilih Laksamana Yudo Margono sebagai calon tunggal Panglima TNI.

Penunjukan itu tertulis dalam Surpres Panglima TNI yang diberikan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) pada Pimpinan DPR RI, Senin (28/11/2022).

Selanjutnya pimpinan DPR bakal mengadakan rapat bersama Badan Musyawarah (Bamus) DPR, dan menugaskan Komisi I DPR untuk melakukan uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test.

Baca juga: Mengenal AKBP Veronica Yulis, Perwira Polri Istri Yudo Margono Calon Panglima TNI

Proses tersebut bakal dijalankan sebelum masa reses DPR yang jatuh pada 16 Desember 2022.

Yudo dipilih untuk menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang bakal pensiun dari jabatan Panglima TNI, 21 Desember 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com