Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Hindari Konflik Kader Nasdem-Demokrat-PKS, Koalisi Perubahan Dinilai Mesti Segera Deklarasi

Kompas.com - 19/11/2022, 12:23 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro menilai, Koalisi Perubahan lebih baik segera dideklarasikan.

Menurutnya, hal itu menjadi solusi untuk meredam konflik antarkader dari partai politik (parpol) yang tengah melakukan penjajakan kerja sama yakni Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

“Ikhtiar politik mengumumkan Koalisi Perubahan dan Anies secara resmi (sebagai calon presiden) terlebih dahulu seenggaknya langkah maju sebagai sinyal keseriusan,” sebut Agung dalam keterangannya, Sabtu (19/11/2022).

“Agar para kader masing-masing partai di dalam koalisi lebih tenang dan ketika merespon setiap dinamika politik yang mengitari Koalisi Perubahan maupun Pilpres lebih jernih,” paparnya.

Baca juga: Saat Anies dan Koalisi Perubahan Belum Putuskan Sosok Cawapres...

Agung melihat gangguan soliditas di internal ketiga parpol bisa saja terus terjadi.

Apalagi sudah terjadi sindir menyindir antara Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief dan Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali.

Dalam pandangannya, saling balas komentar antar dua tokoh tersebut menunjukan proses komunikasi politik yang belum sejalan soal penentuan calon wakil presiden (cawapres).

“Sisi positifnya kini semua pihak Koalisi Perubahan bisa membayangkan efek dari kontraksi-komplikasi politik yang bakal dihadapi apabila tak diselesaikan satu demi satu pekerjaan rumah yang ada di depan mata,” tuturnya.

Maka Agung menyarankan agar Koalisi Perubahan segera mendeklarasikan diri dan memikirkan langkah penentuan cawapresnya di kemudian hari.

Baca juga: Bantah Hubungan Koalisi Perubahan Goyah, PKS: Siang Ini Ketemuan Makan Nasi Padang

Ia menjelaskan ada dua langkah mekanisme penentuan cawapres yang bisa ditempuh.

Pertama, konvensi terbatas yakni memilih figur cawapres melalui metode kuantitatif, yakni melihat hasil jajak pendapat beberapa lembaga survei yang kredibel.

Kedua, Nasdem, PKS, dan Demokrat melalukan pengukuran kualitatif.

“Misalnya soal kapasitas figur dalam memimpin, kedekatan personal (chemistry) dengan Anies, akseptabilitas politik di internal elit Koalisi Perubahan, hingga kemampuan logistik dalam mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan selama masa kampanye berlangsung,” ungkapnya.

Terakhir ia menegaskan tak hanya Anies yang mengalami kerugian jika Koalisi Perubahan gagal terbentuk, tapi juga ketiga parpol inisiatornya.

Baca juga: PKB Nilai Semua Koalisi Masih Wait and See: Nasdem Punya Anies Pun Masih Bingung

“Karena tak maksimal menjemput momentum harapan-perubahan sebagai nafas oposisi yang selama ini sudah dengan baik dimainkan,” tandasnya.

Diketahui Anies enggan terburu-buru menentukan figur cawapres yang bakal menemaninya mengarungi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Alasannya, ia ingin menunggu peta kontestasi yang jelas dari koalisi parpol lain.

Ia mengungkapkan terlalu dini membicarakan penentuan cawapres saat ini ketika belum ada pasangan calon (paslon) capres-cawapres yang telah resmi menyampaikan keikutsertaan dalam Pilpres mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com