JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, Anies Baswedan masih berpeluang tampil sebagai calon gubernur Daerah Khusus Jakarta pada Pilkada 2024.
Kendati Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan tak akan mengusung Anies, menurut Umam, Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu masih mungkin diusung Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Anies masih memiliki peluang untuk maju di Pilkada DKI Jakarta dengan mendapatkan dukungan dari Nasdem dan PKB,” kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (24/4/2024).
Umam menilai, peluang itu terbuka lebar mengingat Anies diusung oleh Nasdem dan PKB yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Nasdem dan PKB juga dianggap punya modal untuk memenuhi ambang batas pencalonan kepala daerah sebesar 20 persen jumlah kursi DPRD atau 15 persen suara sah pemilu DPRD.
Baca juga: Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh
“Yang masing-masing memiliki 11 kursi dan 10 kursi DPRD, guna memenuhi syarat 20 persen threshold pencalonan gubernur,” ujar Umam.
Sementara, menurut Umam, PKS tidak ingin kembali menjadi “ban serep” sehingga enggan mengusung Anies pada Pilkada Daerah Khusus Jakarta 2024.
Tak dapat dimungkiri, sejak Pilkada DKI 2017 hingga Pilpres 2024, ada kesan PKS sebagai “cadangan”. Ketika terjadi kekosongan kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta setelah Sandiaga Uno mundur pada Agustus 2018, misalnya, PKS berharap diberi kesempatan untuk mengisi posisi tersebut.
Akan tetapi, keinginan itu hanya jadi angan-angan lantaran kursi tersebut diserahkan ke Partai Gerindra yang menujuk Ahmad Riza Patria sebagai DKI-2.
Pada Pilpres 2024, PKS yang sejak awal menyatakan dukungan ke Anies juga tak mendapat kursi calon wakil presiden (cawapres). Padahal, beberapa nama kader sempat diajukan.
Umam menilai, pasca Pemilu 2024, PKS punya kepercayaan tinggi, khususnya di Jakarta. Sebab, partai berlambang bulan sabit padi itu berhasil menjuarai Pemilu Legislatif Daerah Khusus Jakarta dan menggeser posisi PDI-P.
“Dengan perolehan suara sekitar 16,68 persen atau sebanyak 18 kursi DPRD, tampaknya PKS merasa inilah momentum yang tepat baginya untuk mengusung kader sendiri,” ujar Umam.
Meski demikian, PKS dinilai masih mungkin berubah pikiran jika akhirnya manuver politik mereka berbenturan dengan realitas karena tidak ada partai yang mau berkoalisi di Pilkada Jakarta
“Dengan syarat 20 persen threshold, PKS masih belum bisa memiliki golden ticket untuk mencalonkan cagub-cawagub sendiri,” kata Umam.
“Karena itu, potensi Anies maju di Pilkada DKI Jakarta pada akhir 2024 ini ditentukan oleh dinamika politik ke depan,” tutur dosen Universitas Paramadina itu.
Baca juga: PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo