KEMENTERIAN Pertahanan RI telah menandatangani kontrak pengadaan 42 pesawat terbang Rafale dengan Dassault Aviation, produsen pesawat terbang kenamaan milik Perancis.
Penandatanganan kontrak berlangsung di Kantor Kemenhan, Jakarta, pada 10 Februari 2022.
Momen penandatanganan juga disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan Perancis Florence Farly.
Sebagai langkah awal, Indonesia mengakuisisi enam unit lebih dulu untuk mendatangkan 42 Rafale secara keseluruhan.
Kontrak pengadaan 42 pesawat Rafale menjadi proses pengadaan terbesar pesawat terbang dari Perancis sejauh ini.
Pesawat tempur ini adalah pesawat terbang tempur bermesin ganda dengan sayap berbentuk delta yang didisain sebagai pesawat terbang tempur multi peran.
Rafale yang terbang pertama kali pada 1986 dan diperkenalkan mulai 2001, saat ini sudah diproduksi sebanyak 240 unit sampai 2022.
Beberapa negara yang telah menggunakan Rafale di luar Perancis adalah Angkatan Laut India dan Angkatan Udara Qatar.
Di Perancis, Rafale digunakan oleh Angkatan Udara dan Angkatan Laut yang diperuntukan beroperasi dari kapal induk.
Bagi Angkatan Udara Indonesia, Rafale menjadi pesawat terbang tempur buatan Perancis yang pertama masuk dalam jajaran skadron tempur.
Pengadaan pesawat terbang tempur bagi Angkatan Udara berarti menambah kekuatan serang yang sangat dibutuhkan.
Angkatan Udara sejatinya adalah perangkat Angkatan Perang yang lebih diperuntukkan bagi keperluan menyerang kedudukan musuh.
Menurut Jenderal berkebangsaan Italia, Giulio Douhet, war will begin in the air. Perang akan bermula dari udara.
Pesawat terbang Angkatan Udara adalah sub sistem dari Alutsista – Alat Utama sistem Senjata. Itu sebabnya, maka pesawat terbang akan sangat menentukan sistem persenjataan secara keseluruhan berjalan dengan lancar.
Pengadaan pesawat terbang menjadi sangat penting karena harus memenuhi syarat masuk kedalam sistem besar alat utama persenjataan.