Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kembali Gelar Virtual Public Lecturer Seri IX, LAN Terus Dorong Peran Analis Kebijakan dalam Pencapaian Tujuan SDGs

Kompas.com - 20/10/2022, 16:58 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Kepala Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan Yogi Suwarsono mengatakan, Sustainable Development Goals (SDGs) di kawasan Asia Pasifik mengalami kemajuan yang sangat signifikan.

Adapun kemajuan tersebut terjadi pada pencapaian ke tujuh, yakni affordable and clean energi dan tujuan ke sembilan, yakni industry, innovation, and infrastructure.

“Dalam SDGs Report 2022 dijelaskan bahwa terdapat peningkatan anggaran internasional terkait dengan program energi baru dan terbarukan, keberhasilan penyediaan listrik untuk penduduk perkotaan dan pedesaan, serta pencapaian perluasan jaringan internet dan perluasan infrastruktur di negara berkembang,” ungkap Yogi dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Kamis (20/10/2022).

Hal tersebut disampaikan oleh Yogi pada Virtual Public Lecturer seri ke-IX dengan tajuk “Pencapaian Target Millennium Development Goals (MDGs) Melalui Evidence Based Policy di Bidang Penanganan Perubahan Iklim”, Kamis.

Di sisi lain, lanjut Yogi, terdapat beberapa tren negatif yang tertuang pada tujuan ke-12 dan ke-13, yakni responsible consumption and production dan climate change. Ini terjadi karena efek gas rumah kaca masih terus meningkat dan menimbulkan kenaikan suhu bumi.

Baca juga: Miliki Laporan Keuangan Transparan dan Akuntabel, LAN Raih WTP 15 Kali Berturut-turut

“Oleh karena itu, perlu untuk mengamati dan mengoreksi berbagai kebijakan terkait SDGs yang mungkin luput dari perhatian pembuat kebijakan untuk memberikan saran dan rekomendasi kebijakan yang dapat mendukung ke-17 tujuan SDGs tersebut,” ucap Yogi.

Berbicara mengenai MDGs, kata Yogi, bahwa MDGs merupakan sebuah rencana aksi global yang disepakati oleh sebagian besar pemimpin dunia, termasuk Indonesia.

Hal itu bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan, mengurangi kesenjangan, serta melestarikan lingkungan hidup.

“Maka sudah selayaknya pemahaman SDGs ini tidak hanya terkait dengan pemahaman kognitif, tetapi juga bagaimana prakteknya dalam mencapai 17 tujuan dan 139 target yang diharapkan dapat tercapai di tahun 2030 mendatang,” kata Yogi.

Berdasarkan target agenda SDGs, Yogi menjelaskan, hanya tersisa delapan tahun untuk menuju tahun 2030.

Oleh karena itu, ia mendorong analis kebijakan untuk mampu menerjemahkannya ke dalam instrumen-instrumen kebijakan yang lebih terintegrasi.

Dalam arti kebijakan-kebijakan sektoral dapat merespons tujuan SDGs dengan peningkatan taraf hidup, peningkatan kualitas lingkungan, serta kolaborasi antar aktor kebijakan.

Baca juga: Tingkatkan Kualitas ASN, LAN Gelar Advokasi Corporate University hingga Sosialisasi Kebijakan Orientasi PPPK

“Di sinilah peran analis kebijakan menjadi sangat penting untuk bisa menghasilkan input-input saran kebijakan yang berkualitas, guna mendorong pencapaian tujuan SDGs,” jelas Yogi.

Sementara itu, United Nations (UN) Special Ambassador for The MDGs in Asia Pacific periode 2003-2007 Erna Witoelar mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menegaskan, forum Group of Twenty (G20) yang akan diselenggarakan mendatang harus menjadi contoh bagaimana dunia bekerja sama dalam penanganan perubahan iklim.

Selain itu, kat dia, Presiden Jokowi juga ingin G20 menjadi contoh dalam mengelola lingkungan secara berkelanjutan melalui aksi-aksi konkret dan terutama dalam pencapaian tujuan SDGs tersebut.

Evidence based policy untuk saat ini dinilai masih belum banyak diketahui oleh masyarakat. karena belum adanya data yang terintegrasi dengan baik. Maka perlu untuk didorong dengan adanya kolaborasi antar pemangku kepentingan dan aktor kebijakan, baik dari pemerintah, sektor swasta, serta akademis untuk menyusun sebuah kebijakan yang berkualitas, guna terwujudnya SDGs di tahun 2030,” ujar Erna.

Sebagai informasi, Policy Analyst Virtual Public Lecture Seri ke-IX tersebut merupakan kerja sama antara Lembaga Administrasi Negara (LAN) dengan Tanoto Foundation yang rencananya akan dilaksanakan hingga akhir Desember 2022.

Dalam Virtual Public Lecture tersebut menghadirkan berbagai pakar dan akademisi sebagai sarana pembelajaran dan pengembangan kompetensi bagi pejabat fungsional analis kebijakan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

Nasional
Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com