Sebelum helikopter angkut itu dibeli dari Inggris, rupanya Presiden Joko Widodo pernah mengingatkan agar rencana pengadaan tersebut ditunda.
Dalam Rapat Terbatas tentang Alat Utama Sistem Senjata Tentara Nasional Indonesia yang dituangkan dalam Risalah Terbatas Nomor R/269/Seskab/DKK/12/2015 tanggal 14 Desember 2015, Jokowi memerintahkan beberapa hal.
Salah satunya adalah agar pembelian ditunda dengan alasan ekonomi. Ia juga meminta TNI AU menghitung ulang kelayakan TNI AU membeli Helikopter AgustaWestland.
Tidak hanya itu, ia bahkan meminta skema pembelian AW-101 dilakukan dengan cara antar pemerintah atau government to government.
“Pada kondisi ekonomi yang tidak normal seperti saat ini maka pembelian Helikopter AgustaWestland jangan dibeli dahulu,” kata Arief.
Baca juga: Eks KSAU Disebut Dapat Jatah Rp 17,7 Miliar dari Korupsi Pembelian Helikopter AW 101
Merealisasikan hasil rapat ini, anggaran sebesar Rp 742.500.000.000 yang sedianya bakal digunakan untuk membeli helikopter VVIP presiden diblokir.
Namun, karena Irfan terlanjur memesan dan mengirim pembayaran awal, Agus pun bergerak.
Ia kemudian mengatur siasat agar pembelian helikopter jenis VVIP presiden itu menjadi helikopter angkut berat.
“Padahal, pada saat itu anggaran pengadaan Helikopter telah diblokir dan sudah ada arahan Presiden agar TNI tidak membeli dahulu helikopter karena ekonomi sedang tidak normal,” kata Arief.
Untuk mengakali ini, helikopter jenis VVIP kemudian dimodifikasi agar terlihat seperti helikopter jenis angkutan berat. Salah satunya dengan menambah Cargo Door on the starboard side.
Baca juga: Korupsi Helikopter AW-101 di TNI AU, Irfan Kurnia Saleh Didakwa Rugikan Negara Rp 738,9 M
Jaksa mengatakan, helikopter angkut tersebut rupanya pesanan militer Angkatan Udara Pemerintah India.
Hal itu terungkap dalam Laporan Investigasi dan Analisis Teknis Helikopter AgustaWestland AW-101 646 PT Diratama Jaya Mandiri oleh Tim Ahli Institut Teknik Bandung (ITB).
Mereka menemukan bahwa helikopter angkut AW-101 yang diserahkan ke TNI AU memiliki Nomor Seri Produksi (MSN) 50248.
Pesawat ini rampung diproduksi pada 2012 dan teregister dengan nomor tanda pendaftaran pesawat udara (aircraft registration number) ZR343 di Inggris.
“Helikopter dengan nomor seri produksi MSN 50248 tersebut merupakan helikopter AW-101 641 dengan konfigurasi VVIP yang merupakan pesanan Angkatan Udara India,” tutur Arief.
Baca juga: PN Tipikor Jakarta Gelar Sidang Perdana Kasus Pengadaan Helikopter AW-101