Pada kesempatan tersebut, Nyoman juga memaparkan tentang presentasi Smart Fisheries Village: Innovative Technologies and Best Practices to Implement Blue Economy.
Ia mengatakan bahwa Kementerian KP memandang ekonomi biru sebagai hal yang penting.
“Dan menjadi acuan utama untuk memulihkan kesehatan laut dan potensi kelautan yang akan menjadi kekuatan ekonomi Indonesia,” ujar Nyoman.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, implementasi pembangunan ekonomi biru akan dilakukan melalui lima program strategi.
Pertama, memperluas wilayah konservasi dengan target 30 persen dari luas wilayah perairan Indonesia. Hal ini dilakukan dengan mengedepankan kualitas kawasan konservasi.
Baca juga: Kebijakan Penangkapan Ikan Terukur Bisa Direalisasikan pada Agustus 2022
“Kedua, penangkapan ikan akan dilakukan secara terukur yang berbasis pada kuota penangkapan dan menetapkan zona konservasi di enam zona penangkapan ikan,” imbuh Nyiman.
Ketiga, lanjut dia, menjaga daya dukung lingkungan dengan budi daya ikan yang ramah lingkungan. Baik budi daya laut, pesisir maupun pedalaman untuk meningkatkan produksi perikanan di pasar ekspor dan dalam negeri.
Keempat, penataan ruang laut untuk perlindungan ekosistem pesisir dan laut. Kelima, manajemen sampah laut dengan strategi nilai ekonomi.
Untuk mendukung program prioritas tersebut, Nyoman menjelaskan, pihaknya telah mengembangkan konsep SFV sebagai pembangunan desa perikanan.
Selain itu, konsep SFV juga berperan sebagai satuan kerja (Satker) yang berbasis penerapan teknologi informasi komunikasi (TIK) dan manajemen tepat guna, keberlanjutan.
Baca juga: Wapres: Kita Survive Hadapi Tantangan Ekonomi kalau Bergotong Royong
“Serta meningkatkan ekonomi yang berada di tengah-tengah program Kampung Budi daya dan Desa Inovasi atau Desa Mitra,” jelas Nyoman.
Ia mengatakan, kriteria pengukuran terhadap lokasi SFV menggunakan lima indikator pengukuran, yaitu sustainable, modernization, acceleration, regeneration, dan technology (SMART).
Selain mengandalkan sumber daya internal seperti para penyuluh, Nyoman mengungkapkan, BRSDM juga menggandeng kementerian atau lembaga, perbankan, akademisi, hingga industri teknologi dan telekomunikasi.
“Pengembangan pilot project SFV sudah dilakukan di Desa Panembangan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng). Dengan SFV, diharapkan ekonomi tumbuh, masyarakat bekerja, lingkungan lestari, dan berbasis digital,” imbuhnya.
Sebelumnya, SFV telah diluncurkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono saat pembukaan Rapat Kerja Teknis BRSDM di Jakarta, Selasa (2/8/2022).
Baca juga: Kembangkan SDM Kelautan dan Perikanan, Kementerian KP Luncurkan SFV dan Rancang OII
Konsep SFV diketahui sejalan dengan program prioritas sebagai terobosan Kementerian KP yang telah ditetapkan Menteri Trenggono.
Kesesuaian program itu, khususnya pada pengembangan perikanan budi daya berbasis ekspor dan pembangunan kampung perikanan berbasis kearifan lokal.
SFV memadukan pertumbuhan ekonomi berbasis digital teknologi kekinian dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan guna mewujudkan produktivitas dan ketahanan pangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.