Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surat "Sakti" Lurah Gambir yang Buat Gus Dur Tinggalkan Istana

Kompas.com - 25/07/2022, 09:18 WIB
Irfan Kamil,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai cara diduga dilakukan oleh lawan politik Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur untuk menggeser kekuasaannya pada 2001.

Skandal Buloggate dan Bruneigate disebut menjadi salah satu "amunisi" yang digunakan oleh kelompok oposisi untuk menggoyang pemerintahan Gus Dur.

Buloggate adalah skandal yang berlangsung pada penghujung masa kepresidenan Gus Dur di Indonesia pada 2000. Gus Dur dituduh telah menyelewengkan dana Yayasan Bina Sejahtera (Yanatera) Badan Urusan Logistik (Bulog).

Baca juga: Pengakuan Gus Dur sebagai Seorang Keturunan Tionghoa...

Sementara, Bruneigate adalah skandal yang juga berlangsung pada tahun yang sama dengan Buloggate. Kali ini, Gus Dur dituduh telah menyelewengkan 2 juta dollar Amerika Serikat yang merupakan sumbangan dari Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah untuk rakyat Aceh.

Walau demikian, sampai saat ini, Gus Dur tidak terbukti melakukan korupsi dalam skandal Buloggate maupun Bruneigate. 

Dilansir dari laman NU Online, Gus Dur saat itu berpikir untuk menghindari perang saudara hanya karena mempertahankan jabatan duniawi.

Gus Dur berpikir lebih baik ia mundur dari jabatan Presiden RI. Mundur bukan karena mengalah, tetapi mengutamakan kepentingan bangsa dan keutuhan negara.

Sebab, jutaan rakyat Indonesia kala itu akan membela mati-matian agar Gus Dur tetap pada tampuk pimpinan tertinggi negara. Gus Dur pun sekuat tenaga menahan amarah rakyat yang mendukung penuh dia tetap berada di Istana.

Baca juga: Gus Dur di Mata Wartawan Istana: Sosok Bersahabat dan Berpendirian

Tetapi, ia masih belum menemukan alasan yang tepat untuk keluar dari Istana Negara kala itu. Sebab, tuduhan lawan politiknya mengenai skandal korupsi dinilai tidak rasional atau irrasional.

Akan tetapi, Gus Dur menolak tuduhan yang menjadikan pelengseran itu sebagai tragedi personal. Bahkan, ia tak penah 'merengek' atau curhat di depan publik terkait dengan serangan politik terhadapnya.

Sikap Gus Dur masih nampak sama, dengan logika komunikasi publik yang 'gitu saja kok repot'.

Surat "sakti" lurah Gambir

Dalam sebuah acara, Gus Dur pernah bercerita tentang perbincangannya dengan Luhut Pandjaitan.

Saat itu, ia bercerita pada Luhut tentang hukum Islam yang mengatur bahwa kalau orang diusir dari rumahnya dia harus melawan, kalau perlu dengan menggunakan kekerasan.

Tetapi, karena Gus Dur tak ingin mengambil jalan kekerasan, ia lalu meminta bantuan Luhut untuk menguruskan surat perintah pengosongan Istana Negara dari kantor Kelurahan Gambir karena Istana Negara berdomisili di Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat.

Baca juga: Murka Gus Dur Kala Para Menteri Tolak Dekrit: Kalian Semua Banci!

Karena pengosongan Istana adalah kehendak pemerintah setempat yang sah, maka Gus Dur tak perlu melawan sama sekali. Kewajiban mempertahankan “rumah” pun gugur.

Halaman:


Terkini Lainnya

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

Nasional
Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Nasional
Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Nasional
Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Nasional
Cak Imin Harap Kerja Sama Koalisi Perubahan Berlanjut pada Pilkada Aceh

Cak Imin Harap Kerja Sama Koalisi Perubahan Berlanjut pada Pilkada Aceh

Nasional
Kritisi Program Merdeka Belajar, Dompet Dhuafa Gelar Hardiknas Eduaction Forum 2024

Kritisi Program Merdeka Belajar, Dompet Dhuafa Gelar Hardiknas Eduaction Forum 2024

Nasional
Prabowo Terima KSAL dan KSAU, Bahas Postur Pembangunan Angkatan

Prabowo Terima KSAL dan KSAU, Bahas Postur Pembangunan Angkatan

Nasional
PKB, Nasdem, dan PKS Ingin Gabung Koalisi Prabowo, AHY: Enggak Masalah

PKB, Nasdem, dan PKS Ingin Gabung Koalisi Prabowo, AHY: Enggak Masalah

Nasional
Dipilih 75 Persen Warga Aceh, Anies: Terima Kasih, Para Pemberani

Dipilih 75 Persen Warga Aceh, Anies: Terima Kasih, Para Pemberani

Nasional
Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

Nasional
Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Nasional
Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki 'Presiden 2029'

Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki "Presiden 2029"

Nasional
Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Nasional
Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com